Dark/Light Mode

Tak Izinkan Anak Belajar Di Sekolah

Orangtua Siswa Berpotensi Di-bully

Rabu, 25 November 2020 05:20 WIB
Ilustrasi sekolah dengan tatap muka pada masa corona di sebuah sekolah di wilayah Tangsel, Banten. (Foto : Rakyat Merdeka/Ng Putu Wahyu)
Ilustrasi sekolah dengan tatap muka pada masa corona di sebuah sekolah di wilayah Tangsel, Banten. (Foto : Rakyat Merdeka/Ng Putu Wahyu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemprov DKI Jakarta hendaknya memberi jaminan bahwa tidak ada bullying jika siswa tidak belajar tatap muka di sekolah.

Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim memprediksi, akan ada aksi bullying di internal sekolah kepada orangtua yang masih takut mengizinkan anaknya belajar tatap muka.

Karenanya, pihak sekolah harus memastikan bahwa praktik bully kepada orangtua dan siswa tak terjadi di sekolah. “Yang nggak kasih izin bisa di-bully. Padahal alasan orangtua untuk keselamatan keluarga dan anak-anaknya. Pihak sekolah harus antisipasi ini,” ujar Satriwan.

Baca juga : 5 Tempat Layanan SIM Keliling Di Jakarta Hari Ini

Dia berharap, orangtua siswa dilibatkan pihak sekolah dalam keputusan menggelar kegiatan belajar tatap muka. Izin orangtua murid merupakan syarat mutlak. Jika orangtua tak mengizinkan anaknya ikut belajar tatap muka, sekolah harus tetap melayani murid tersebut dengan belajar online.

“Intinya, jangan ada paksaan kepada orangtua. Kalau ada satu dua orangtua yang tak mengizinkan masuk sekolah, anak tersebut wajib dilayani oleh sekolah,” imbau Satriwan.

Tunggu Kepgub

Baca juga : Kalau Menang, Biden Bakal Wajibkan Masker Di Seluruh Sarana Transportasi

 Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 78 Jakarta, Zainuddin mengaku masih menunggu Keputusan Gubernur (Kepgub) untuk melaksanakan sekolah tatap muka. “Kami siap-siap saja. Kami menunggu instruksi, kami masih tunggu keputusan gubernur,” ujar Zainuddin, kemarin.

Jika pembelajaran tatap muka, pihaknya akan menetapkan berbagai protokol kesehatan. Mulai hand sanitizer, masker, wastafel, dan ruangan yang terbuka. Sekolah yang terletak diJalan Bhakti IV Nomor 1, RT 1, RW 2, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat tersebut juga akan mengurangi kapasitas setiap kelasnya.

Dari 36 orang akan dikurangi jadi 12 setiap kelas. Dia mengaku, banyak orangtua yang masih takut sekolah tatap muka. Pihaknya sempat melakukan survei terkait ini kepada orangtua siswa sekitar dua bulan yang lalu.

Baca juga : Kak Seto Minta Orang Tua Tak Bersikap Seperti Komandan

“Dua bulan lalu survei ke orangtua. Hasilnya lebih banyak yang tidak setuju. Karena kekhawatirannya masih tinggi terpapar Covid,” ungkap Zainuddin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.