Dark/Light Mode

Penularan Corona Makin Tidak Terkendali

Anies Kudu Tarik Lagi Rem Darurat

Kamis, 31 Desember 2020 07:00 WIB
Ilustrasi pemeriksaan swab test atau tes PCR pada warga. (Foto: Tedy Kroen/RM)
Ilustrasi pemeriksaan swab test atau tes PCR pada warga. (Foto: Tedy Kroen/RM)

 Sebelumnya 
Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) DKI Jakarta Syarief Hidayatulloh berharap, warga menghindari kumpul-kumpul merayakan malam Tahun Baru. Mestinya, pergantian tahun kali ini dipakai untuk merenung.

“Hindari hura-hura, pesta-pesta, kita merenung dan tafakur mengapa pandemi melanda kita semua. Apalagi, Pemprov DKI Jakarta tegas melarangnya. Lebih baik di rumah saja bersama keluarga kecil,” kata Syarief dalam keterangannya di Jakarta.

Syarief meminta, warga Jakarta patuh pada protokol kesehatan. Karena, dengan itu, warga ikut berperan aktif membantu Pemprov DKI Jakarta menekan jumlah kasus Covid-19 di ibu kota. “Mari tetap taat protokol kesehatan. Selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, memakai masker dan selalu menjaga jarak aman,” sarannya.

Baca juga : Seruan Gubernur Anies Nggak Didengar Warga

Seperti diketahui, kasus harian Covid-19 di Ibukota Jakarta terus meningkat. Dalam 10 hari terakhir saja, tercatat enam kali lonjakan kasus Covid-19 di Ibukota dengan catatan penambahan melebihi 1.800 kasus Malahan, pernah melebihi angka 2.000 selama dua hari. Yakni, pada tangga 25 dan 26 Desember. Lonjakan tertinggi kasus harian Covid-19 terjadi pada 25 Desember 2020 dengan penambahan 2.096 kasus.

Jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta, hingga Senin (28/12) kemarin mencapai 177.604. Dari jumlah tersebut, 159.878 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan 90,2 persen. Sedangkan jumlah orang yang dilaporkan meninggal dunia sebanyak 3.226 orang, dengan tingkat kematian sebesar 1,8 persen.

Adapun, jumlah kasus aktif di Jakarta kemarin bertambah 158 kasus, sehingga tercatat 14.500 pasien masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri. Lonjakan kasus ini membuat sejumlah ruang isolasi, perawatan, dan ICU Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19, penuh.

Baca juga : Bupati Karawang Pastikan Tidak Gelar Pesta Nataru

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan, kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di RS rujukan di DKI Jakarta sudah bertambah. Baik ruang isolasi maupun ruang intensive care unit (ICU).

Data terakhir per 25 Desember, ada 6.984 tempat tidur isolasi yang tersedia di seluruh R RS rujukan Covid-19 di Jakarta. Jumlah ini bertambah 321 tempat tidur dibandingkan data 20 Desember. Sementara untuk ICU, data menunjukkan ada 930 tempat tidur, bertambah 23 tempat tidur dibandingkan data lima hari sebelumnya.

“Penambahan ini berasal dari beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 di Jakarta,” kata Dwi Oktavia.

Baca juga : Tim Pemburu Covid-19 Patroli Bidik Kerumunan

Meski begitu, lanjut Dwi, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) tak kunjung menurun signifikan. Untuk tempat tidur isolasi, sudah terisi 5.890 atau 84 persen. Jumlah itu hanya berkurang 1 persen dibandingkan data per 20 Desember. Sementara tempat tidur di ruang ICU sudah terisi sebanyak 734 atau 79 persen. Jumlah ini juga hanya berkurang 1 persen dibandingkan data lima hari sebelumnya.

Tingkat keterisian tempat tidur tersebut di atas ambang batas standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebesar 60 persen. Menurutnya, pihaknya terus berupaya menambah kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU tiap harinya. Ke depan, penambahan tak hanya di RS yang selama ini telah menjadi rujukan Covid-19. RS yang belum melayani pasien Corona akan diminta untuk menjadi RS rujukan Covid-19. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.