Dark/Light Mode

Yang Selesai Dibangun Baru 3.964 Titik

Duh, Target 1,8 Juta Sumur Resapan Gagal Tercapai...

Sabtu, 27 Februari 2021 06:00 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Foto: Arizapatria.id)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Foto: Arizapatria.id)

 Sebelumnya 
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI Jakarta, sepanjang 2020, sudah terbangun 2.974 sumur resapan. Proyek sumur resapan akan dikejar pada 2021-2022.

Dinas SDA berencana membuat 300 ribu sumur resapan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 sebesar Rp 400 miliar.

Maksimalkan Drainase

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebut, sumur resapan tak bisa jadi andalan pengendalian banjir. Apalagi di saat curah hujan tinggi.

Baca juga : Wagub Ariza Optimis, Target Vaksinasi 7,9 Juta Warga Tercapai

“Sumur resapan juga baru beberapa yang dibangun. Di wilayah tertentu, yang drainasenya bagus, akan efektif. Di lokasi lain, akan percuma,” kata Nirwono kepada Rakyat Merdeka, Jumat (26/2).

Drainase di Jakarta, yang efektif hanya 33 persen. Itu pun berada di jalan protokol besar. Di lokasi lain, terutama yang langganan banjir, hanya mampu menampung curah hujan 50 sampai 100 milimeter per hari.

Karena itu, pendekatan penanganan banjir yang hanya mengandalkan sumur resapan ataupun pompa, tak akan mampu jika curah hujan lebih dari 100 milimeter per hari. Butuh infrastruktur yang mampu menampung curah hujan ekstrim, yakni dengan normalisasi sungai dan drainase.

“Normalisasi, naturalisasi, apa pun namanya, itu wajib. Selain itu, drainase harus mampu menampung curah hujan 350 milimeter hingga 400 milimeter per hari,” katanya.

Baca juga : Yahya Zaini Optimis Target Bebas Covid-19 Pada 2022 Bakal Tercapai

Khusus drainase, harus terhubung dengan tiga saluran lain. Pertama, saluran mikro atau lingkungan. Saluran ini kudu dilebarin. Dari 0,5 meter men­jadi 1,5 meter. Kedua, saluran meso, sekunder atau kawasan dari 1 meter ke 2,5 meter.

Ketiga, saluran makro, primer atau kota, dari ukuran 1,5 meter ke 3,5 meter. Tak hanya itu, sa­luran harus dirawat rutin, bebas sampah, limbahdan lumpur.

Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi secara spesifik menjelaskan, sumur resapan hanya cocok untuk menggantikan fungsi wilayah tangkapan air yang berkurang. Namun, tidak bisa digunakan untuk mengatasi luapan banjir dari sungai.

Banjir di Jakarta, kata dia, disebabkan luapan sungai, alih fungsi kawasan resapan air dan buruknya sistem drainase. Ketiganya harus dibenahi. Selain itu, DKI Jakarta juga harus duduk bersama dengan Jawa Barat sebagai daerah hulu.

Baca juga : Partai Gelora Tanam 1 Juta Pohon di Desa Bagoang, Jasinga, Bogor

“Pemerintah Pusat, Pemprov DKI dan daerah penyangga tak serius menangani banjir. Rencana penanganan banjir seharusnya sudah digenjot terutama sejak Organisasi Meteorologi Dunia mewaspadai peningkatan cuaca ekstrim sejak 2020,” tandasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.