Dark/Light Mode

Antrean Vaksinasi Lansia Membludak di Hang Jebat, Kemenkes Minta Maaf

Rabu, 3 Maret 2021 14:09 WIB
Antrean vaksinasi lansia di BPPSDM Kesehatan Jakarta. (Foto: Twitter Kemenkes)
Antrean vaksinasi lansia di BPPSDM Kesehatan Jakarta. (Foto: Twitter Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beredar video antrean mengular saat vaksinasi di Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, Rabu (3/2). Antrean para lansia ini mengular sampai 125 meter. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lewat akun Twitter resmi @KemenkesRI meluruskan, kejadian ini berawal dari penyebaran Hoaks broadcast via WhatsApp yang beredar.

Dalam siaran hoaks tersebut, katanya ada vaksinasi lansia di Kantor BPPSDMK, di Jalan Hang Jebat, mulai 1 Maret. Setiap hari, ada jatah 1.000 orang. Cukup go show, datang dan bawa KTP. Karena jatahnya banyak, KTP Non-DKI juga boleh. Malah katanya, bagi penderita Diabetes Militus, tak perlu bawa hasil lab.

Faktanya, kata akun Kemenkes, vaksinasi di BPPSDMK Jakarta dikhususkan bagi lansia dengan kriteria, berdomisili dan punya KTP DKI Jakarta, dalam kondisi sehat, dan jika ada penyakit bawaan ata penyerta, agar membawa surat keterangan dari dokter. Peserta juga harus mendaftar melalui link dki.kemenkes.go.id.

Namun, akun Kemenkes menyatakan, antrean tersebut tak berlangsung lama. Dalam kurun waktu dua jam, kondisi tersebut sudah dapat terkendali, dan keadaan kembali normal.

Baca juga : Awas, Jangan Termakan Hoaks Vaksinasi Covid Lansia Di BPPSDM Kesehatan Jakarta

"Antrean di luar yang tadinya mencapai 125 meter, kemudian berkurang menjadi 50 meter," tulisnya.

Pada waktu istirahat, proses vaksinasi juga tetap berjalan bagi 50 persen peserta yang sudah ada. "Pada pukul 12.00 terlihat lansia berusia 93 tahun yang telah menerima vaksinasi Covid-19 merasa bersyukur atas pelayanan yang diberikan," sebut akun ini.

Adapun jumlah peserta yg sudah mendaftar untuk mendapatkan vaksin sebanyak 906 orang, 732 peserta selesai divaksinasi dan 47 peserta mengalami penundaan vaksinasi karena faktor Kesehatan. Setiap hari, setelah proses vaksinasi selesai dilakukan, lingkungan dibersihkan dan disinfeksi.

"Kami meminta maaf atas kejadian tersebut. Hal ini terjadi di luar perhitungan panitia. Namun keadaan dapat dikendalikan dengan cepat. Untuk selanjutnya panitia akan melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang," tulis akun Kemenkes meminta maaf.

Baca juga : Pak Jokowi, Anakmu Minta Diprioritaskan

Diterangkan, pelayanan vaksinasi ini melibatkan sejumlah tim tenaga kesehatan yang berasal Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan khususnya dari Puskesmas Kebayoran Baru, Poltekkes Jakarta 2, dan Poltekkes Jakarta 3.

Untuk mengatur kelancaran kegiatan Kemenkes juga mengerahkan tim yang siap membantu mengarahkan para lansia mulai proses registrasi hingga mereka menerima sertifikat bukti telah divaksin. Penyelenggara vaksinasi di BBPK Jakarta Kampus Hang Jebat menargetkan 1000 orang lansia per hari untuk kurun waktu Maret hingga April 2021. Hal ini bertujuan untuk  mempercepat upaya vaksinasi tahap dua bagi kelompok lansia.

Rangkaian proses vaksinasi mulai dari registrasi, screening, dan penyuntikan vaksin. Setelah divaksin para lansia diminta menunggu selama 30 menit. Jika selama observasi tidak ada keluhan maka mereka diizinkan pulang & mendapatkan sertifikat bukti telah divaksin dosis pertama.

Plt Kepala Badan PPSDM Kesehatan dr Maxi Rein Rondonuwu menerangkan pihak Kemenkes sudah mengatur antrean. Dia menyatakan, besarnya animo masyarakat, khususnya lansia akibat beredarnya pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menyebutkan lansia bisa divaksinasi hanya menunjukkan KTP serta pemilik KTP non-DKI bisa divaksinasi di BBPK.

Baca juga : Hamdan Zoelva: Presiden Dengar Keresahan Dan Tuntutan Rakyat

"Kita sudah atur yang datang itu lansia yang sudah. Tapi yaitu WA-nya itu semua bisa dilayani di situ, orang baca WA dia datang. Padahal kita nggak pernah berikan publikasi keseluruhan, kita sudah atur dengan Dinkes untuk mengatur wilayah Puskesmas wilayah mana yang antreannya panjang bisa digeser ke situ. Tapi orang kan animo tinggi orang pada datang," imbuhnya.

Maxi juga menerangkan soal ada lansia yang tidak terdata ketika hendak divaksinasi. Dia mengatakan, warga yang tidak terdaftar bisa melakukan registrasi langsung di lokasi.

"Jadi lansia di DKI bahkan seluruh Indonesia kita sudah punya data top down yang kita ambil dari data Dukcapil. Jadi sebenarnya kalau dia datang itu sebenarnya tinggal bawa NIK. Karena sudah terdata di sistem peduli satu data dan itu data kita ambil dari Dukcapil, data Dukcapil kan lengkap. Kalau ada salah NIK atau tak terdaftar bisa daftar on side, bisa di tempat ada mekanisme," jelas dia. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.