Dark/Light Mode

Jakarta Ultah Ke-494

Ibu Kota Kini Lebih Cepat Gelap Gulita

Rabu, 23 Juni 2021 07:55 WIB
Petugas kepolisian meletakkan papan informasi saat melakukan penutupan jalan dalam rangka pembatasan mobilitas warga guna menekan penyebaran Covid-19 di kawasan Bulungan, Jakarta, Senin (21/6/2021). (Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja)
Petugas kepolisian meletakkan papan informasi saat melakukan penutupan jalan dalam rangka pembatasan mobilitas warga guna menekan penyebaran Covid-19 di kawasan Bulungan, Jakarta, Senin (21/6/2021). (Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, DKI Jakarta genap berusia 494 tahun. Perayaan ulang tahun yang biasanya rame dengan berbagai pesta rakyat dan kembang api, kini sepi. Di malam hari, suasana lebih sepi lagi. Kebijakan memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat ibu kota kini lebih cepat gelap gulita. Gara-gara lonjakan Covid-19, aktivitas perdagangan harus tutup jam 8 malam. Biasanya, momen HUT Jakarta dimanfaatkan oleh Pemprov DKI untuk menggelar serangkaian kegiatan selama 1 bulan full. Salah satu yang paling banyak digemari warga Jakarta dan sekitarnya, yakni jalan-jalan ke Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran.

Namun, dalam 2 tahun ini, semua kegiatan raib. Virus asal Wuhan, China mengharuskan warga menghindari kerumunan. Apalagi, kemarin, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan resmi mengetatkan kebijakan PPKM demi mencegah penyebaran Corona yang makin sulit dikendalikan.

Adanya pengetatan PPKM ini, terasa sekali dampaknya. Aktivitas warga di luar rumah sudah jauh berkurang. Sejumlah ruas jalan di malam hari tidak boleh dilewati alias ditutup sejak pukul 9 malam hingga waktu Subuh.

Yang tidak berubah dari Jakarta hanya di siang hari. Sejumlah ruas jalan masih macet oleh lalu lintas kendaraan yang padat. Masih banyak juga warga ibu kota yang menyempatkan diri datang ke mall atau pasar tradisional. Namun, jumlahnya memang tidak seramai seperti sebelum pandemi.

Baca juga : Rayakan Ultah Ke-19, PKS Doakan Indonesia Keluar Dari Kesulitan

Di Pasar Tanah Abang misalnya, pengunjung yang datang kemarin mulai jauh berkurang dibanding pekang lalu. Pengunjung yang datang ke Blok Akini tinggal satu dua orang saja. Kondisi Blok B lebih parah lagi. Sudah jarang pengunjung, banyak toko yang memilih tutup. Hasilnya lowong dan lenggang. Suasana ini kontras dibanding jelang Lebaran lalu. Saat itu, pengunjung membludak seperti pasar malam. Bahkan videonya sempat viral.

Dengan kebijakan PPKM itu, pengelola Pasar Tanah Abang pun mengurangi jam operasionalnya. Sebelumnya, gedung ditutup jam 5 sore. Kini ditutup sejam lebih awal. Sejumlah kantor bank di pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu juga memilih tutup. Kemarin, terlihat hanya ada dua bank yang masih melayani transaksi nasabah, yaitu Mandiri dan BCA. Sisanya memilih tutup.

Mursalin, pemilik toko baju di lantai 5 Blok A Tanah Abang hanya bisa pasrah tokonya sepi pengunjung. Omzet penjualan anjlok drastis di banding sebelum diberlakukannya PPKM.

“Otomatis berasa sekali. Kalau kemarin sempat rame. Sekarang sudah mulai redup lagi,” kata Mursalin, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Demi Ketahanan Energi, Erick: Kompor Dan Mobil Lebih Hemat Pakai Listrik

Bukan cuma di Tanah Abang yang sepi. Centro dan Thamrin City juga sama saja. Bahkan kedua mal itu mengurangi jam operasionalnya lebih awal lagi. Jam 3 sudah tutup.

Suasana perkantoran di sekitaran Kuningan juga terasa lengang dibanding seminggu sebelumnya. Sore kemarin, hanya satu dua pekerja yang terlihat di jalanan. Mungkin karena lebih banyak yang bekerja di rumah. Pedagang makanan kaki lima pun sudah tak sebanyak biasanya. Ruas jalan Pejompongan sampai Jalan Tentara Pelajar di sore tampak lancar jaya. Padahal biasanya, ruas jalan ini juaranya macet.

Pedagang sate taichan yang biasa berjajar di sepanjang jalan di belakang Hotel Mulia pun kini sudah makin berkurang. Jam 9 tadi malam, hanya ada satu dua yang masih berjualan. Padahal di hari biasa, lapak sate dengan lampu kerlap kerlipnya itu, jadi tempat nongkrong para pecinta kulineran.

Tempat Nongkrong Ditutup

Baca juga : TransJakarta Launching Tiga Layanan Terbaru

Di jalanan yang terkena penyekatan oleh Polda Metro Jaya, kondisinya lebih parah lagi. Imbas penutupan, membuat jalan bukan hanya sepi, tapi seperti mati. Penutupan ini merupakan hasil kesepakatan Pemprov DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya. Ada 10 ruas jalan yang dipaksa tutup sejak pukul 9 malam hingga jam 4 pagi. Alasanya, 10 ruas jalan itu dianggap kerap dijadikan tempat nongkrong sehingga menciptakan kerumunan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.