Dark/Light Mode

14 Orang Wafat, 800 Orang Luka Bakar, 1.300 Orang Ngungsi

Semeru Menguji Kesigapan

Senin, 6 Desember 2021 07:37 WIB
Akibat letusan Semeru, Jembatan Besuk Koboan atau biasa disebut Gladak Perak, putus di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. Kemarin, warga berbondong-bondong melihat jembatan penghubung jalur Lumajang-Malang tersebut. (Foto:
Akibat letusan Semeru, Jembatan Besuk Koboan atau biasa disebut Gladak Perak, putus di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. Kemarin, warga berbondong-bondong melihat jembatan penghubung jalur Lumajang-Malang tersebut. (Foto:

 Sebelumnya 
Kemarin, situasinya jauh lebih baik. Petugas yang bekerja lebih terorganisir dan sigap mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk pencarian korban dan pengungsi. Pagi-pagi betul misalnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq memimpin Tim SAR gabungan, memimpin apel operasi pertolongan dan pencarian. Unsur yang ikut dalam tim ini: ada TNI, Polri, BPBD, dinas terkait, dan berbagai organisasi SAR.

Tim lalu membentuk tiga unit pencarian. Unit 1 disiagakan di Pos Komando (Posko) Induk. Di posko ini petugas dalam posisi stand by, bersiap untuk dikerahkan sewaktu-waktu jika diperlukan. Sementara unit 2 dan 3 melakukan pencarian di desa-desa yang ada di Kecamatan Candipuro, dan Kecamatan Pronojiwo. Seperti Desa Jajar Kuning, dan Curah Kobokan, dan lainnya. Desa ini yang paling parah terdampak letusan Semeru.

Upaya evakuasi berjalan lambat lantaran terhambat hujan deras, jembatan putus, dan kondisi jalan yang berlumpur. Proses pencarian di perkampungan pun tak bisa cepat. Karena banyak rumah sudah ambruk tertimbun abu vulkanik. Sementara alat yang digunakan hanya seadanya.

Baca juga : Operator Patimban Bakal Ganti, BKS Dan Luhut Cek Kesiapannya

Dari berbagai foto dan video yang disebar BNPB, desa-desa yang ada di Kecamatan Candipuro memang tampak seperti desa mati. Jalanan, rumah, atap dan pepohonan tertutup abu vulkanik berwarna kelabu. Di beberapa rumah, tinggi abu mencapai setinggi orang dewasa.

Di tempat pengungsian, situasinya pun sedikit lebih baik. Tenda dapur umum sudah beroperasi sejak pagi. Berbagai kebutuhan dasar mulai berdatangan.

Meskipun sudah berada di lokasi pengungsian, ternyata trauma masih belum hilang dari pikiran warga. Banyak pengungsi yang mengaku tidak bisa tidur, karena waswas sewaktu-waktu Semeru meletus kembali. Ditambah lagi, para pengungsi juga masih memikirkan nasib rumah dan ternak miliknya.

Baca juga : Yahukimo Mencekam, 1.000 Warga Masih Ngungsi Di Kantor Polisi

Tak heran, dalam kondisi yang masih cukup membahayakan, ada sebagian warga yang nekat kembali ke rumahnya untuk menyelamatkan ternak atau mengamankan barang berharga. Ada yang membawa kambing, pakaian hingga barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

Dari Istana Negara Jakarta, Presiden Jokowi sudah memerintahkan Kepala BNPB, Basarnas, menteri terkait, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Lumajang untuk melakukan tanggap darurat secepat mungkin di lokasi bencana.

Presiden meminta semua pihak bergerak cepat melakukan langkah-langkah tanggap darurat bagi korban Gunung Semeru. Presiden juga telah menerima laporan dan terus memonitor situasi dari waktu ke waktu.

Baca juga : Lebih 800 Orang Tewas, 4.000 Orang Dipenjara

Penanganan dampak bencana yang harus dikerjakan cepat meliputi pencarian dan penemuan korban, pemberian perawatan kepada warga yang luka-luka, penyediaan logistik kebutuhan dasae pengungsi serta perbaikan infrastruktur.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.