Dark/Light Mode

10 Kursi Wamen Kosong

Pratikno Buyarkan Mimpi Para Pencari Kursi Empuk

Minggu, 9 Januari 2022 07:35 WIB
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno. (Foto: BPMI Setpres)
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno. (Foto: BPMI Setpres)

 Sebelumnya 
Menurut dia, kementeriannya saat ini sudah memiliki tim yang mumpuni. Kuat dan sangat lengkap. “Kan kita tim ya sudah kuat ada kementerian Sekretariat Negara, Sekretaris Kabinet, dan ada Kantor Staf Presiden. Jadi, nggak ada di Kementerian Setneg, nggak ada rencana itu sama sekali,” cetus Mensesneg dua periode itu.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga keberatan dengan posisi wamen. Khusus untuk Wamensos yang Perpres-nya baru saja keluar, Hasto menilai, posisi itu tidak diperlukan saat ini.

“Kalau Menteri Sosial dengan kepemimpinan Bu Risma dengan pengalaman cukup luas di situ tidak diperlukan misalnya seorang wakil menteri,” beber Hasto.

Baca juga : Wapres Dorong Pendidikan Tinggi Perkuat Posisi

Menurutnya wamen dibentuk untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan. Apalagi, tugas kementerian saat ini sangatlah berat di tengah penanganan pandemi. “Contoh Menteri Luar Negeri, kenapa ada wamen lebih banyak menjalankan tugas-tugas politik internasional di dalam upaya menunjukkan kepemimpinan Indonesia,” jelasnya.

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin juga menepis akan adanya reshuffle dalam waktu dekat. Dugaan itu disampaikan Cak Imin, setelah melihat belum adanya sinyal dari Jokowi untuk kocok ulang kabinet.

“Sejauh ini belum ada tanda-tanda (reshuffle) yang saya tangkap,” ungkap Wakil Ketua DPR itu.

Baca juga : Kementan Dorong Bawang Putih Lokal Masuk Pasar Konsumsi

Soal kursi menteri, Cak Imin berpendapat, itu merupakan kewenangan presiden dalam melihat beban kerja para pembantunya. “Presiden pasti memiliki pertimbangan yang sangat matang mengapa harus menambah wamen. Ini langkah yang bagus untuk menopang kinerja pemerintahan,” papar mantan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi itu.

Direktur Kajian Politik Nasional (KPK), Adib Miftahul menilai ucapan Pratik ini menghapuskan mimpi elit politik untuk mencari kekuasaan di posisi wamen. “Komentar Pak Pratik menjawab isu penambahan wamen semata-mata karena untuk mengakomodir kepentingan politik bagi-bagi kue kekuasaan. Makanya, dalih omongan Pak Pratik itu perubahan begitu cepat,” beber Adib saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Akan tetapi, beda kasus dengan Kemendagri. Dia menduga, Kemendagri bakal segera mendapatkan wamen. Alasannya beban kerja yang mulai numpuk untuk menghadapi pemilu serentak 2024. “Itu rasional sekali. Tapi saya kira untuk yang lain, ini mematahkan elit-elit politik untuk mendapat jatah kue kekuasaan, di luar Kemendagri,” tukas dia. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.