Dark/Light Mode

Ujaran Kebencian Bukan Demokrasi, Tapi Kebebasan Liar

Jumat, 14 Januari 2022 13:57 WIB
Ketua Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Jawa Barat (FKPT Jabar) KH Utawijaya Kusumah (Foto: Istimewa)
Ketua Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Jawa Barat (FKPT Jabar) KH Utawijaya Kusumah (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Menurut pendiri Forum Pondok Pesantren (FPP) ini, maraknya ujaran kebencian juga tak luput dari faktor kepentingan-kepentingan terselubung. Untuk menyelesaikan masalah ini, negara harus mampu belajar dari pengalaman masa lalu. Contohnya, dari masa Majapahit, bangsa ini bisa berjaya di dunia dengan tri tantu. Yaitu tata salira, tata negara, dan tata buana, yang ketiganya saling berkaitan. "Intinya jangan lupa bahwa hidup ini adalah belajar."

Ia menjelaskan, tata salira berkaitan dengan penataan kesejahteraan lahir batin warga negara. Tata negara berkaitan dengan ratusan suku bangsa yang bersatu dalam NKRI yang harus menjadi kekuatan yang patut disyukuri. Kemudian, tata buana adalah cara menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan dengan alam. “Pembelajaran dari masa lalu inilah yang berguna untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 nantinya,” tegasnya.

Baca juga : Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Pemerintah Masih Timbang-timbang

Kiai Utawi juga menyinggung peran Pemerintah dalam menghadapi fenomena ujaran kebencian yang kerap terjadi di tengah masyarakat. Menurutnya, ada tiga peran yang bisa dilakukan pemerintah. Pertama, sosialisasi terhadap seluruh komponen masyarakat bahwa Indonesia memiliki undang-undang, termasuk yang mengatur ujaran kebencian. “Kalau Anda melakukan pelanggaran, maka ini lho resikonya,” katanya, mencontohkan.

Kedua, pembinaan terhadap elemen masyarakat dan organisasi masyarakat (ormas), yang memiliki massa, yang dapat digerakkan dan disadarkan terkait bahaya ujaran kebencian. Ketiga, bimbingan bagi mereka yang sudah terpapar atau sudah terlanjur terjerumus. Agar tidak membawa yang lain untuk ikut-ikut seperti itu.

Baca juga : Demokrat Ingatkan Kejatuhan Orde Baru

Karena itu, ia mengajak para tokoh agama untuk bersama membangun negara tanpa ujaran kebencian. Sebab, agama pun melarang ujaran kebencian dan secara kemanusiaan dan sosial juga merugikan semua pihak.

“Kita bekali umat dengan wawasan keagamaan dan wawasan kebangsaan. Dengan cara seperti ini, mereka akan menyebarkan wawasannya ke seluruh Indonesia,” jelas Kiai Utawi.

Baca juga : Program MBKM Budi Luhur Jadikan Desa Jabung Jadi Desa Digital

Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tabayyun dalam melihat informasi agar tidak juga terjerumus pada ujaran kebencian. “Pertama, kita teliti, ainul yaqin, yaitu siapa ini yang menyampaikan informasinya. Kedua, dengan cara haqul yaqin, kita serap informasinya sumbernya benar atau tidak? Hoaks atau tidak? Serta cerdas jika menemukan ulama yang ucapannya tidak ma’ruf, maka tidak perlu diikuti,” pungkasnya. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.