Dark/Light Mode

Ketua KKI Yakin Kampus Di Indonesia Masuk World Class University

Minggu, 23 Januari 2022 21:06 WIB
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Director of Member-at-Large IAMRA (International Assosiation of Medical Regulatory Authorities (Konsil Dokter Dunia) Prof. dr. Taruna Ikrar M.Biomed. (Foto: Istimewa)
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Director of Member-at-Large IAMRA (International Assosiation of Medical Regulatory Authorities (Konsil Dokter Dunia) Prof. dr. Taruna Ikrar M.Biomed. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Director of Member-at-Large IAMRA (International Assosiation of Medical Regulatory Authorities (Konsil Dokter Dunia) Prof. dr. Taruna Ikrar M.Biomed menrka pentingnya peran kampus menjadi lembaga yang mampu mengusung perubahan atau pembaharuan bangsa dalam menghadapi fenomena disrupsi yang terjadi secara global saat ini.

Fenomena disrupsi ini perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru. Disrupsi ini menginisiasi tantangan dan ancaman baru dengan strategi yang lebih inovatif  dan solutif.

Cakupan perubahannya sangat luas mulai dari sosial budaya masyarakat, dunia, bisnis, perbankan, transportasi, kesehatan, sains, teknologi, hingga pendidikan.

Baca juga : Bamsoet Ajak Direksi Subaru Indonesia Majukan Olahraga Otomotif Tanah Air

"Era (disrupsi) ini akan menuntut kita untuk berubah (change) atau punah (extinct)," tegas Taruna saat memberikan pidato tentang World Class University dan Disruption Era dalam Wisuda Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Sabtu (22/01).

Taruna menegaskan, era disrupsi ini ditandai oleh empat hal. Pertama, revolusi industri 4.0. Disrupsi ini ditandai dengan terus berkembangnya teknologi internet of things (IOT), kecerdasan buatan, blockchain, robotic, drone. Perubahan teknologi ini membuat dunia makin terkoneksi dengan cepat dan presisi melalui digitalisasi sehingga kehidupan sosial pun berubah nyata.

Dalam konteks ekonomi dan bisnis, ekonomi digital dan perubahan arah bisnis berbasis platform berdampak pada perubahan peta kompetisi, pola perilaku, konsumen, kebutuhan keahlian, dan jenis pekerjaan baru. Dunia pendidikan pun demikian, dipaksa mengubah pola pembelajaran dan orientasinya.

Baca juga : Alberts Yakin David da Silva Bisa Cetak Banyak Gol Buat Persib

"Revolusi industri 4.0 ini merupakan pemicu perubahan dengan kecepatan tinggi sehingga memerlukan kecepatan langkah, adaptasi, perubahan pola pikir (mindset), skill kolaborasi dan fleksibilitas," tegasnya.

Kedua, digitalisasi di sosial media, meta dan sejenisnya. Menurut Taruna, disrupsi ini akan mendorong terjadinya digiltaisasi sistem pendidikan. Munculnya berbagai inovasi aplikasi teknologi seperti Uber, Amazon, e-Buy, Alibaba, hingga Gojek akan menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang pendidikan.

Sebagai contoh, Massive Open Online Study (MOOS) serta Artificial Inteligence (AI). Adapun MOOS merupakan inovasi pembelajaran daring yang dirancang terbuka, dapat saling berbagi, terhubung atau berjaring satu sama lain. Sedangkan AI adalah mesin kecerdasan buatan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan yang spesifik dalam membantu keseharian manusia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.