Dark/Light Mode

Sri Mulyani Cs Sibuk Nyari Duit

Dana BLBI Diuber-uber Utang Lapindo Dikejar

Sabtu, 29 Januari 2022 08:25 WIB
Sri Mulyani (Foto: Dok Kemenkeu).
Sri Mulyani (Foto: Dok Kemenkeu).

 Sebelumnya 
Rio menjelaskan, dari kewajiban tersebut Lapindo baru membayar Rp 5 miliar. Sejak pembayaran itu, perseroan sudah tidak lagi melanjutkan kewajibannya. “Semakin lama, dendanya akan kami hitung,” tutur Rio.

Di tengah upaya penagihan ini, muncul kabar tanah milik Lapindo itu memiliki kandungan logam tanah jarang. Logam ini dinilai sangat berharga dan langka. Temuan tersebut dirilis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca juga : Aparat Diminta Bertindak Tegas

Rio mengaku sudah mendengar kabar ada mineral yang cukup berharga di tanah Lapindo. Namun, ia dan jajarannya ingin memastikan kebenaran hal tersebut.

“Kita akan lihat apakah betul tanah tersebut bernilai atau tidak. Dalam hal tanah tersebut tidak bernilai, maka apapun selisihnya, itu akan kita tagihkan,” jelasnya.

Baca juga : Kapolri Minta Jajaran Kebut Vaksinasi Di Daerah Yang Masih Di Bawah 70 Persen

Pihak PT MLJ belum memberikan komentar terkait kabar penagihan tersebut. Namun, Sekretaris Perusahaan Minarak Group, Ananda Arthaneli mengomentari soal kandungan mineral berharga di kawasan PT LMJ. Kata dia, tanah dan bangunan tersebut yang merupakan bagian dalam PAT 22 Maret 2007 yang sudah dilakukan jual beli oleh PT Minarak Lapindo Jaya.

Namun demikian, dia mengakui area ini merupakan jaminan dalam rangka pinjaman Dana Antisipasi sesuai yang diatur Perpres 76 tahun 2015 dan diatur dalam Perjanjian Dana Antisipasi. “Saat ini kami masih berdiskusi dengan pemerintah terkait dengan settlement (penyelesaiannya),” katanya.

Baca juga : BMKG: Sore Nanti, Jakarta Diperkirakan Hujan Disertai Petir

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, klaim tingginya berbagai mineral yang tegolong Logam Tanah Jarang (LTJ) di lumpur Lapindo harus bisa dibuktikan secara komperehensif. Dia berharap pemerintah meneliti lagi.

“Sebaiknya Pemerintah meneliti lebih lanjut nilai kelayakan teknis dan ekonominya. Agar jangan menjadi pepesan kosong yang heboh di masyarakat atau menimbulkan euforia namun berujung hampa,” kata Mulyanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.