Dark/Light Mode

Tunda Blusukan, Larang Menteri Keluar Kota

Jokowi Mulai Tarik Rem Darurat

Senin, 7 Februari 2022 08:37 WIB
Presiden Joko Widodo. (Foto: Tangkapan Layar YouTube 
Sekretariat Presiden).
Presiden Joko Widodo. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden).

 Sebelumnya 
Padahal, di puncak perayaan HPN itu, Jokowi sudah punya beberapa agenda yang akan dilakukan. Seperti melakukan seremoni penanaman pohon mangrove dan melepas Anoa. Selain itu, Jokowi juga diagendakan blusukan ke Poso. Namun, agenda tersebut dibatalkan.

Deputi Biro Protokol Media Istana Sekretariat Presiden, Bey Machmudin membenarkan informasi tersebut. “Presiden akan menghadiri HPN secara virtual dari Istana Jakarta atau Istana Bogor,” ujar Bey, kemarin.

Sampai kemarin, kasus Corona di Indonesia memang terus mencatat tren kenaikan. Jumlah kasus mencapai 36.057 per hari. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mewaspadai lonjakan kasus varian Omicron di DKI Jakarta dan Bali.

Baca juga : Jenius Luncurkan Fitur Investasi, Mulai Dari Rp 10 Ribu

Meski begitu, ia meminta masyarakat tetap tenang. Karena mayoritas yang terpapar tidak mengalami gejala atau hanya bergejala ringan.

Hal senada diungkapkan Wamenkes, Dante Saksono Harbuwono. Ia memperkirakan total jumlah penambahan kasus Corona harian bisa mencapai 150 ribu kasus per hari. Kata dia, pemerintah telah mempersiapkan lonjakan kasus ini dengan mempersiapkan rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, fasilitas isolasi, maupun tenaga kesehatan.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko menyarankan pemerintah segera menarik rem darurat guna menghadapi gelombang ketiga Corona. Kata dia, apa yang dilakukan Jokowi mestinya diikuti jajarannya. Semua menunda kegiatan yang menyebabkan kerumunan dan menggantinya dengan online.

Baca juga : Kepada Jokowi, Anies Tunjukkan Kepatuhan

Kata dia, jika tidak segera menarik rem darurat, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada gelombang ketiga ini bisa tiga kali lebih tinggi dibandingkan saat varian Delta menyerang, Juli lalu.

“Kalau tidak dilakukan pembatasan sosial, ya akan meledak semakin cepat,” warning Tri, kemarin.

Selain itu, Tri meminta pemerintah dan masyarakat tidak meremehkan dampak varian Omicron. Ia menjelaskan, tingkat keparahan varian ini tidak akan separah varian Delta, namun tetap ada kelompok masyarakat rentan yang perlu dilindungi. Bagi yang sudah divaksin mungkin hanya gejala flu batuk atau demam. Tapi bagi orang yang belum divaksinasi, punya komorbid dan anak di bawah 6 tahun, akan berat.

Baca juga : Jokowi Mau Kemah Di Titik Nol IKN

“Jadi yang harus disadari adalah menjaga diri agar tidak menularkan pada kelompok itu,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.