Dark/Light Mode

Karir Iverson Manossoh Jadi Staf Andalan Kapolda Metro Jaya

Buru Teroris Bareng Tito Karnavian, Ringkus Bandar Narkoba Bareng Fadil Imran

Minggu, 20 Februari 2022 00:16 WIB
karir Koordinator Staf Pribadi Pimpinan (Koorspripim) Polda Metro Jaya AKBP Iverson Manossoh. (Foto: Dok. Pribadi)
karir Koordinator Staf Pribadi Pimpinan (Koorspripim) Polda Metro Jaya AKBP Iverson Manossoh. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perjalanan karir Koordinator Staf Pribadi Pimpinan (Koorspripim) Polda Metro Jaya AKBP Iverson Manossoh penuh tantangan.

Memulai karir dengan berburu teroris di Poso, Sulawesi Tengah, lalu menjadi Satgas Anti Teror Densus 88 Mabes Polri, dan kini menjadi staf andalan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Bukan tanpa alasan jika Fadil Imran memilih Iverson. Mereka pernah bersama dalam operasi penumpasan terorisme di Indonesia. Iverson adalah lulusan Bintara SPN Karombasan Sulawesi Utara (1990-1991).

Baca juga : Kapolda Metro Jaya Bentuk Timsus Mafia Tanah

Meski bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) seperti pada umumnya, pria kelahiran Kota Tahuna, 28 Mei 1970 mempunyai sederet pengalaman bergelut di wilayah konflik. Ia mulai bertugas di wilayah konflik dalam Operasi Poso sejak 2004. Masa tugasnya bahkan diperpanjang hingga empat kali.

"Mestinya masa periode saya itu tiga bulan sudah berganti orang. Sudah harus orang lain, tapi saya sampai empat kali perpanjangan Operasi Poso," kata Iverson, Sabtu (19/2).

Baru pada November 2005, ia kemudian ditarik dan bergabung bersama Tim Mabes Polri oleh Wakasatgas Bareskrim di Poso, Idham Azis.

Baca juga : Kapolda Metro Jaya Tegaskan, Itu Bukan Kebakaran

Ia ingat, saat itu Idham memintanya memindahkan barang-barang pribadi dan bergabung di kamar nomor 6 hotel wisata bersama Tito Karnavian. Dia berhadapan langsung dengan Tito selaku Kasatgas Bareskrim di Poso. "Sejak itulah saya di ekstra bed bersama Pak Tito. Bapak di atas bed," kenangnya.

Dia terus bergerak bersama tim pusat dengan Idham. Pada 2007 operasi berhasil menangkap beberapa pelaku teror. Seperti rentetan Bom Tentena (2005), Bom Pasar Palu (2005), dan penembakan jaksa (2005).

Proses sidang perkara ini digelar di Jakarta karena pertimbangan keamanan. Selama sidang itu, ia mulai menjalani mobilitas Jakarta-Palu-Poso.

Baca juga : Irjen Nana Jadi Kapolda Metro Jaya, Pengamat: Isu Geng Solo Tak Usah Diladeni

"Karena saya sudah menjadi bagian dari keluarga Satgas anti teror bom ini kemudian mungkin Pak Tito menarik saya ke Jakarta," cerita Iver.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.