Dark/Light Mode

Diungkapkan Jubirnya

Luhut Sudah Biasa Panggil Ketum Parpol

Selasa, 8 Maret 2022 08:45 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. Kemaritiman).
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. Kemaritiman).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut terseret terkait hebohnya wacana penundaan Pemilu. Luhut disebut-sebut menjadi insiator penundaan Pemilu dengan mengumpulkan para ketua umum partai koalisi. Jubir Luhut, Jodi Mahardi membenarkan bosnya itu sering ketemu ketum-ketum parpol, namun dia membantah bosnya itu yang meminta para ketum parpol agar menunda pemilu.

Munculnya sosok Luhut di balik wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu mengemuka di Majalah Tempo, edisi 5 Maret 2022. Tiga petinggi partai yang belakangan getol menyuarakan pengunduran pemilu, yakni Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, ditengarai bersuara di bawah komando Luhut.

Purnawirawan Jenderal TNI itu disebut meminta ketum partai menyuarakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dan penundaan Pemilu 2024. Jika diabaikan, ada yang jabatannya di kabinet terancam dicopot hingga kursi ketum digoyang.

Pertemuan dengan ketiga bos parpol itu digelar dalam waktu yang tidak bersamaan, antara akhir Februari 2024. Sebelum usul penundaan Pemilu 2024 bergulir.

Baca juga : Luhut Senang Dipanggil Bro!

Menanggapi cerita itu, Jubir Luhut tegas membantah. Bosnya, kata dia, tidak bisa mengintervensi bos-bos partai politik. “Kalau untuk orkestrasi penundaan pemilu, ya nggak lah. Masa sih Pak Luhut bisa tekan-tekan partai politik,” kata Jodi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Tapi bukan berarti, bosnya itu tak pernah ketemuan dengan para bos parpol. Jodi bilang, bosnya itu sudah biasa melakukan silaturahmi dengan para bos parpol.

“Kalau silaturahmi dengan parpol untuk berbagai isu kebangsaan, itu biasa. Kalau Pak Luhut mengutarakan pandangan dan kekaguman terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi, itu juga wajar,” sambungnya.

Bantahan juga datang dari Ketum PAN Zulkifli Hasan. Menurut Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan-tidak ada pertemuan ataupun komando dari Luhut untuk menyuarakan penundaan pemilu 2024. “Tidak benar,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Luhut Tak Bawa Fulus

Ia mengaku belum pernah ketemuan dengan Luhut, termasuk pertemuan di luar pembahasan soal-soal kepemiluan. “Tidak ada,” tegasnya lagi.

PKB juga angkat bicara. Lewat Waketumnya, Jazilul Fawaid. Ia membantah ide ketumnya yakni Cak Imin untuk menunda pemilu, di bawah pengaruh Luhut.

“Bukan karena instruksi siapapun, pak Luhut atau siapa pun, itu murni dari Gus Muhaimin,” kata Jazilul.

Pakar komunikasi politik Lely Arrianie meyakini Menko Luhut tidak mungkin mewakili pemerintah meminta para bos partai politik untuk menunda pemilu, menambah masa jabatan atau mendukung wacana presiden 3 periode.

Baca juga : Kenaikan Harga Minyak Dunia Bisa Timbulkan Ketidakpastian Ekonomi Global

Jika pun pertemuan itu ada, Luhut selaku orang dalam pemerintahan paling hanya ingin memastikan isu penundaan pemilu ini tidak melebar kemana-mana. Jangan sampai Presiden Jokowi terkesan yang menginginkan ide tersebut. Karena mau tidak mau, isu penundaan pemilu ini berkelindan dengan Presiden Jokowi.

“Mungkin juga Pak Luhut minta pandangan, jangan sampai isu pengunduran pemilu ini membuat pemerintah seolah-olah tidak mau keluar dari zona nyaman, bisa juga mencari data, ketiga meyakinkan partai-partai kalau usulan ini konsekwensinya bagaimana,” kata Lely, kemarin.

Ada banyak faktor yang menjadi landasan argumentasi Lely. Pertama, Jokowi sudah berulangkali menyatakan taat pada konstitusi dan menolak perpanjangan masa jabatan. Kedua, 2 partai koalisi yang secara terbuka menyuarakan ide penundaan pemilu 2024, yakni PAN dan PKB bukan penentu peta koalisi.

“Partai yang menentukan peta koalisi itu adalah PDIP, Golkar dan Gerindra. Ketiganya punya jagoan untuk maju. Kalau mundur, PDIP cs akan lama lagi menunggu suksesinya,” tandasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.