Dark/Light Mode

Buya Syafii: Tokoh Bangsa Sederhana Dan Arif

Jumat, 27 Mei 2022 20:33 WIB
Ahmad Syafii Maarif (Foto: Istimewa)
Ahmad Syafii Maarif (Foto: Istimewa)

Oleh: Ace Somantri

Siapa yang tidak kenal Prof Ahmad Syafii Maarif, tokoh Muhammadiyah sekaligus tokoh bangsa yang gagasannya kerap kali menjadi rujukan berbagai praktisi politik di negeri ini. Beliau bukan hanya sebagai mantan Ketua Umum persyarikatan Muhammadiyah tingkat Pusat, melainkan tokoh lintas agama yang merepresentasikan kelompok umat Islam.

Selama kepemimpinan Buya Syafii Maarif, Muhammadiyah selalu tampil memberi gagasan kebangsaan kepada publik, terlebih kepada Pemerintah Indonesia. Bahkan, sering dari berbagai pernyataannya di depan publik menyinggung hal-hal yang terkait dengan keberagamaan yang pluralis. Tidak sedikit juga di kalangan cendekiawan Muslim memberi label Buya Syafii Maarif sebagai tokoh Muslim pluralis. Terlepas ada pandangan miring dari sebagian kecil tentang sikap keberagamaan beliau, yang pasti lebih banyak hal yang baik dan positif bagi Muhammadiyah dan bangsa Indonesia yang dimunculkan beliau selama hidup. 

Baca juga : Basarah: Indonesia Kehilangan Tokoh Moderat & Sederhana

Terlebih, kesederhanaan, perkataan, sikap, dan perbuatan beliau cenderung linier. Sekalipun banyak peluang dan kesempatan untuk memperkaya diri, Buya Syafii Maarif tidak pernah memanfaatkannya. Padahal, sebagai tokoh bangsa sekalibernya, Buya Syafii Maarif sangat memungkinkan untuk memanfaatkan jabatan sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan memanfaatkan sebagai tokoh bangsa yang dapat mengumpulkan pundi-pundi kekayaan sendiri. Karena sikap sederhana dan qana'ah yang dimiliki, kesempatan itu semua tidak menjadi peluang aji mungpung.

Sosok seperti ini sangat jarang. Apalagi di era sekarang. Kadang, yang sangat menyedihkan, tidak sedikit tokoh agama, dengan berbagai cara mendekati penguasa negara hanya untuk kepentingan sesaat semata. Walaupun kadang alasannya untuk kepentingan umat, akan tetapi faktanya sering hanya sebagai jualan semata. Lebih parah, merasa sudah jadi tokoh bangsa dan umat, sikap dan pembuatannya tidak jauh seperti lalat penjilat. Kita berharap kepada tokoh-tokoh bangsa hari ini, jadilah panutan umat dan bangsa yang senantiasa membela agama, bangsa, dan negara. Seperti Buya Syafii.

Buya Syafii bukan hanya sederhana, melainkan bijak dan arif. Kata dan kalimatnya sering menjadi petuah-petuah bermakna. Layak dan pantas semasa hidup beliau penuh dengan penghargaan di berbagai komunitas masyarakat. Saking banyak petuah yang terlontar, akhirnya dari kumpulan petuah menjadi sebuah karya-karya monumental yang tersebar di media massa dan terkemas banyak tulisannya dalam karya buku-buku yang renyah dibaca. Sehingga tidak sedikit cendikiawan Muslim menjadikan setiap karyanya menjadi referensi dan pustaka.

Baca juga : Buya Syafii Maarif Wafat, Jokowi Bertolak ke Yogyakarta

Buya, selamat jalan! Petuah dan karyamu tidak akan ditelan masa. Sikap bijak dan arif yang menjadi hiasan hidupmu akan dikenang generasi-generasi berikutnya. Masih selalu ku ingat, kata dan kalimat yang sering terucap "Kita harus linier antara yang dikatakan dan perbuatan".

Kenapa kalimat tersebut sering terlontar? Karena secara faktual, hari ini kebanyakan orang dalam kehidupan, termasuk para pemimpin negeri, banyak perkataan dan ungkapannya tidak linier dengan perbuatannya. Sikap dan perbuatan tersebut dalam Islam dikenal orang-orang munafik. Buya Syafii, karena kata-kata dan ungkapannya santun, sering beberapa petuah yang mengingatkan perbuatan manusia menggunakan ungkapan kiasan atau perumpamaan. 

Buya Syafii Maarif juga menjadi salah satu sosok di balik suksesnya Suara Muhammadiyah menjadi media mainstream yang bertahan. Dukungannya tidak hanya kata-kata, tapi dengan segala cara yang dia miliki. Buya sangat bersemangat melihat ada geliat baik Suara Muhammadiyah.

Baca juga : Menko PMK: Buya Syafii Adalah Pribadi Sederhana, Komitmen Kebangsaannya Sangat Kuat

Kepedulian dan kepekaan terhadap amal usaha Muhammadiyah tidak berhenti walaupun usia semakin senja. Sekali lagi, kami generasimu mendoakan semoga di alam sana Buya mendapatkan tempat yang terbaik dan surga menjadi tempat terakhir.***

Penulis: Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bandung

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.