Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Sepak terjang para teroris Papua sudah makin keterlaluan dan meresahkan. Publik yang sudah geram sejak lama, mendesak pemerintah segera menumpas para teroris Papua itu lewat operasi militer. Namun, Menko Polhukam, Mahfud MD menolak cara tersebut.
Sabtu (16/7) pagi, sejumlah orang yang diduga dari kelompok Egianus Kogoya, melakukan penembakan brutal di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua. Akibat serangan itu, 10 orang warga tewas, 2 warga luka berat.
Pembantaian yang terjadi di Kampung Nanggolait itu, menambah panjang cacatan sadis para teroris Papua. Selama ini, sudah banyak nyawa melayang karena ulah para teroris Papua ini. Tak hanya warga sipil yang jadi korban, petugas dari kepolisian dan TNI juga, banyak yang meregang nyawa ditembak para teroris yang oleh pemerintah dinamakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Baca juga : Teroris Papua Berulah Lagi, Mahfud Diminta Lebih Intensif Bekerja
Pendekatan persuasif yang dilakukan pemerintah bersama TNI-Polri belum berhasil mengatasi masalah ini. Para teroris tetap saja makin sadis melakukan penyerangan terhadap warga dan aparat keamanan.
Desakan agar pemerintah mengerahkan pasukan militer penuh untuk menumpas kelompok teroris ini, banyak disuarakan. Harapannya, agar kasus-kasus pembantaian tidak terulang kembali.
Anggota Komisi I DPR, Sukamta salah satu wakil rakyat yang meminta TNI/Polri mengubah pola pendekatan penumpasan kelompok teroris di Papua. Pengubahan pola ini perlu dilakukan agar teroris Papua tidak makin meluas dan kian meresahkan masyarakat.
Baca juga : Setan Merah Melunak
Selama ini, lanjut dia, TNI/Polri cenderung defensif dengan pola melindungi objek vital dan membangun pos-pos pengamanan. Nyatanya, penyerangan terhadap warga sipil dan aparat, tetap saja terjadi.
“Sekarang sudah saatnya TNI dan Polri memburu KKB sampai ke sarangnya,” ujar politisi PKS itu.
Pakar Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta meminta TNI/Polri tegas, demi keselamatan masyarakat. Karena tanpa ketegasan aparat keamanan, teroris Papua akan terus berulah.
Baca juga : Ketua MPR Safari Politik Nih
Stanislaus juga mendesak Komnas HAM bersuara. “Sudah menimbulkan korban jiwa, itu jelas melanggar hak asasi manusia, hak untuk hidup,” ujarnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.