Dark/Light Mode

Tim Advokasi Novel: Informasi Pemeriksaan M Iriawan Timbulkan Kesalahpahaman

Selasa, 16 Juli 2019 14:17 WIB
Novel Baswedan (Foto: Istimewa)
Novel Baswedan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim Advokasi Novel Baswedan menyayangkan pemberitaan dan dugaan banyak pihak bahwa Komjen M Iriawan terkait dengan penyerangan terhadap penyidik KPK itu. Dugaan ini mencuat lantaran Tim Satgas bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menginformasikan bahwa mereka memeriksa Komjen M Iriawan. 

Anggota tim kuasa hukum Novel, Alghiffari Aqsa, menyebut bahwa karena tidak lengkapnya informasi tentang pemeriksaan, banyak pihak beranggapan bahwa Komjen Iriawan adalah jenderal yang selama ini dimaksud Novel. "Berdasarkan hal tersebut kami ingin memberikan pernyataan atau klarifikasi," ujar Alghiffari lewat siaran pers, Selasa (16/7). 

Baca juga : Iriawan, Bintang 3 Yang Diperiksa

Alghiffari mengingatkan, Novel dan Tim Advokasi beberapa kali menyatakan, baik dalam pernyataan media maupun dalam Berita Acara Pemeriksaan, bahwa eks Kapolda Metro Jaya itu patut digali keterangannya karena diduga mengetahui informasi rencana penyerangan terhadap Novel. 

"Hal tersebut karena M Iriawan mengingatkan Novel dan menawarkan bantuan terkait pengamanan sebelum adanya penyerangan," bebernya. 

Baca juga : Final Piala Indonesia: Persija Tuan Rumah, PSM Siap Bawa Pulang Piala

Tetapi, Novel dan Tim Advokasi tidak memiliki prasangka bahwa jenderal yang akrab disapa Iwan Bule itu terlibat dalam penyerangan. Justru, Novel dan tim advokasi melihat Iriawan punya itikad baik. 

"Meskipun segala kemungkinan bisa saja terjadi, akan tetapi kami justru melihat ada itikad baik dari yang bersangkutan mencegah Novel untuk diserang," tutur Alghiffari. 

Baca juga : Menpora Terima Hasil Pemeriksaan Dari BPK

Di samping itu, mengingat Kapolri akan mengumumkan hasil temuan dari Satgas bentukan Kapolri terkait kasus Novel, tim advokasi berharap bahwa kasus akan semakin terang benderang. "Setidaknya ada pelaku lapangan yang dijadikan tersangka," imbuhnya. 

Sebab, jika tidak, maka kerja Satgas menjadi tidak signifikan dan kasus akan semakin berlarut-larut. "Lebih lanjut, urgensi Presiden membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang independen semakin kuat," tandas Alghiffari. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.