Dark/Light Mode

Bikin Sehat Persaingan Usaha Dan Untungkan Masyarakat

Akademisi Acungi Jempol Langkah Menteri Erick Tambah Armada Garuda

Kamis, 25 Agustus 2022 15:45 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Akademisi menilai langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menambah armada pesawat Garuda Indonesia bakal menciptakan persaingan usaha yang sehat di industri penerbangan nasional. Masyarakat pun diuntungkan karena punya lebih banyak pilihan untuk terbang.

Pengajar mata kuliah Hukum Persaingan Usaha, Hukum Kepailitan dan Analisa Ekonomi atas Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Ditha Wiradiputra menilai, tingginya harga tiket pesawat saat ini selain karena harga avtur yang tinggi.

Selain itu tingginya harga tiket pesawat saat ini juga disebabkan adanya konsentrasi yang sangat tinggi di industri penerbangan Nasional.

Ditha menjelaskan saat ini mayoritas industri penerbangan Indonesia dikuasai Lion Air Group. Sedangkan dominasi Garuda di industri penerbangan Nasional berkurang pasca pandemi Covid 19 dan adanya masalah finansial di internal perseroan. 

Padahal sebelum pandemi Covid 19 dominasi Lion Air Group masih dapat diimbangi oleh Garuda Indonesia.

Baca juga : Sahabat Ganjar Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Yang Tepat

Dengan banyak berkurangnya jumlah armada, membuat kapasitas angkut dan rute Garuda menjadi terbatas. Karena rute dan kapasitas Garuda yang terbatas, terjadi mekanisme pasar. 

Sehingga masyarakat tak memiliki banyak pilihan perusahaan penerbangan.

Padahal, menurut Ditha, sebelumnya masyarakat memiliki banyak pilihan perusahaan penerbangan.

Tentu kondisi seperti ini akan berdampak sangat signifikan terhadap persaingan usaha industri penerbangan Nasional dan membuat dominasi Lion Air Group semakin kuat dan membuat masyarakat sulit mendapatkan harga yang murah. Kondisi tidak adanya persaingan ini yang dimanfaatkan pelaku usaha untuk memaksimalkan keuntungan.

"Padahal sebelumnya konsumen memiliki banyak pilihan maskapai sesuai dengan harga dan layanan yang diberikan," ungkap Ditha.

Baca juga : Bahaya, PLN Ingatkan Masyarakat Tak Main Layang-layang Dekat Jaringan Listrik

Ditha juga menilai, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal kesulitan mengurangi dominasi Lion Air Group di bisnis aviasi Indonesia. Selama pelaku usaha aviasi tidak ada kerja sama mengatur harga, maka KPPU sulit untuk masuk menindak. Sebab dominasi Lion Air Group dikarenakan keterbatasan armada.

Sehingga satu-satunya cara untuk mengurangi dominasi Lion Air Group adalah menambah armada melalui BUMN aviasi.

Menurutnya, saat ini tak ada kartel di industri penerbangan Nasional. Pelaku usaha hanya memanfaatkan kondisi tak berdayanya Garuda dengan memaksimalkan pendapatan mereka. 

“Langkah Menteri BUMN Erick Thohir dengan menambah armada Sehingga langkah Menteri Erick menambah jumlah armada Garuda dinilai merupakan langkah strategis untuk memperbaiki iklim persaingan usaha yang sehat dan menekan harga tiket pesawat di Indonesia. Tanpa adanya tambahan armada di BUMN aviasi, harga tiket pesawat di Indonesia belum akan turun signifikan," terang Ditha.

Memang Presiden Joko Widodo sudah meminta agar harga tiket pesawat turun. Namun perintah tersebut tak akan berdampak ke maskapai swasta. Pemerintah tak bisa menekan airline swasta. Permintaan tersebut hanya akan dapat diimplementasikan ke perusahaan BUMN aviasi.

Baca juga : BNPT Ajak Ratusan Masyarakat Ramaikan Gowes Kebangsaan

Sehingga penambahan pesawat di BUMN aviasi mutlak dilakukan untuk menambah kapasitas dan mengurangi dominasi Lion Air Gorup. Jika jumlah armada dan rute Garuda bertambah, akan terjadi persaingan usaha yang sehat. Jika terjadi persaingan sehat maka harga tiket pesawat bisa kembali ke harga normal.

Yang terjadi saat ini dimana rute Garuda terbatas, harga tiket melambung sangat tinggi. Jika kapasitas angkut bertambah dan Garuda dapat menekan harga, Lion Group akan mengikuti.

"Selama Garuda kapasitasnya terbatas, yang diuntungkan tetap Lion Air. Saat ini terjadi kegagalan pasar di industri penerbangan Nasional. Pasar industri penerbangan saat ini dikuasai pelaku usaha. Bukan karena persaingan. Sehingga perlu intervensi Negara," ungkap Ditha. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.