Dark/Light Mode

Semua WNI Berhak Memilih Dan Dipilih

Stop Dikotomi Capres Jawa Dan Non Jawa!

Senin, 26 September 2022 08:00 WIB
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono. (Foto: Antara)
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan rakyat itu yakin, lambat laun masyarakat semakin terdidik. Selain primordialisme kesukuan, masyarakat kini melihat faktor lain dalam memilih presiden.

Yakni, kredibilitas serta kapabilitas capres yang terekam dalam jejak prestasi yang dimiliki. Juga mempertimbangkan kejujuran, kesederhanaan serta keberpihakan terhadap rakyat kecil.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat diwawancarai dengan Rocky Gerung mengatakan, jika bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa nyapres.

Baca juga : Ekonomi Berputar Kesehatan Terjamin

Luhut bilang ini usai ditanya Rocky soal keinginan menjadi Presiden indonesia.

Artinya, ini jawaban untuk pribadi Luhut. Sebab, Luhut juga menyadari, selain tidak berasal dari etnis Jawa, agamanya juga bukan Islam. Kata Luhut, dia dobel minoritas sehingga amat mustahil menjadi presiden.

“Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa. ini bicara antropologi. Kalau anda bukan orang Jawa dan pemilihan langsung hari ini, saya nggak tahu 25 tahun lagi, udah lupain deh. Nggak usah kita memaksakan diri, sakit hati. Saya double minoritas. Sudah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang sudah cukup itu, kita harus tahu,” tegas Luhut, dikutip dari akun YouTube RGTV Channel, rabu (21/9).

Baca juga : Mini Klinik Pertamina Siaga Di 4 Titik Rest Area Dan Non Tol Jabar

Pakar komunikasi politik Effendi Gazali juga menilai, pernyataan Luhut merupakan opini pribadi. Luhut sedang mengukur dan merenungi dirinya sendiri.

“Saya yakin betul ini konteksnya pribadi. Karena dia bilang double minoritas, yaitu bukan Jawa, bukan Islam, maka nggak usahlah berpikir menjadi presiden. Istrinya katanya juga bilang, mau apalagi sih,” kata Effendi.

Dia pun menyakini, Luhut tidak sedang mengadu domba dengan pernyataan berbau Sara. Tetapi, pernyataan Luhut melemahkan semangat orang non Jawa yang ingin nyapres. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.