Dark/Light Mode

Jubir Covid-19: Waspada, Varian Baru Selalu Picu Lonjakan Kasus

Kamis, 27 Oktober 2022 12:17 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro (Foto: YouTube)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Reisa Brotoasmoro menegaskan, pandemi masih belum berakhir. Sesuai pernyataan WHO. 

Saat ini, masih banyak negara yang melaporkan kasus Covid-19. Termasuk, Indonesia.

Bahkan, ada 24 negara yang melaporkan lonjakan kasus Covid, terkait varian terbaru XBB atau BA.2.1.0 yang merupakan mutasi dari strain subvarian BA.2 Omicron.

Varian yang pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2022, merupakan salah satu dari subvarian utama, yang telah berevolusi dari varian dasar Omicron.

Baca juga : Kasus Covid-19 Turun, Kemenag Gelar MTQ Tingkat Nasional Di Kalsel

Seperti kita ketahui, virus Corona ini cenderung terus bermutasi.

Sejauh ini, Indonesia sudah pernah mengalami lonjakan kasus, setelah munculnya varian Alpha, Delta, lalu Omicron.

"Karena itu, kita harus waspada. Apalagi, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan varian XBB sudah masuk ke Indonesia," ujar dr. Reisa.

Sejak 26 September hingga 25 Oktober 2022, tercatat ada empat kasus terkonfirmasi subvarian XBB. Saat ini, semua pasien telah sembuh.

Baca juga : Covid-19 Masih Bisa Lahirkan Varian Baru

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya, dengan melakukan pengawasan, testing dan tracing, serta whole genome sequencing. Untuk mengetahui sebaran varian apa saja yang masih ada, yang mana yang mendominasi, dan subvarian mana saja yg baru muncul di berbagai daerah.

Soal gejala, dr. Reisa mengatakan, gejala Covid XBB relatif tidak jauh beda dengan subvarian Omicron lainnya. Dengan tingkat fatalitas yang lebih rendah.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala Covid XBB antara lain meliputi demam, merasa kedinginan, kelelahan, batuk, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual, muntah, diare, dan sesak napas.

"Pada empat pasien di Indonesia, gejalanya hanya batuk dan pilek. Sehingga, dapat dinilai bahwa gejala yang ditimbulkan umumnya ringan," papar dr. Reisa.

Baca juga : 40,2 Juta Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Dimusnahkan

Meski begitu, subvarian XBB memiliki daya tular yang lebih cepat.

Di Singapura, misalnya. Gelombang XBB dilaporkan lebih cepat menular 0,79 dibanding gelombang varian BA.5. Serta 0,46 kali lebih cepat ketimbang gelombang BA.2.

"Belajar dari situasi di negara tetangga, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai, lonjakan kasus kembali terjadi di Indonesia. Ingat, berdasarkan sejarah, kenaikan kasus hampir selalu terjadi, setelah kemunculan varian baru," papar dr. Reisa.

"Kita berharap, kalau ada kenaikan kasus, bisa dapat tetap terkendali seperti subvarian Omicron lainnya," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.