Dark/Light Mode

Dilema 4 King Maker Pilpres 2024

Teruskan Legacy Atau Jadi Antitesa Jokowi?

Selasa, 20 Desember 2022 16:48 WIB
Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari saat memaparkan hasil surveinya di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Selasa (20/12). (Foto: Istimewa)
Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari saat memaparkan hasil surveinya di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Selasa (20/12). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ketiga, dilema Airlangga. Jika maju sebagai capres, elektabilitasnya belum tinggi. Pilihan paling rasional, kata dia, fokus menjadi cawapres bagi capres yang potensial menang.

Jika dilihat dari data surveinya, maka Ganjar-Airlangga merupakan pasangan dengan elektabilitas tertinggi sebesar 28,7 persen dibanding pasangan Anies-AHY dan Prabowo-Muhaimin dengan persentase masing-masing 22,4 persen dan 21,6 persen.

Baca juga : Sandi Siap Maju Pilpres 2024, Posisinya? Terserah Partai...

Bagaimana jika Ganjar memilih cawapres lain. Maka Airlangga harus menghidupkan kartu alternatif. Misalnya merapat ke Anies. Dalam survei terakhir, Anies-Airlangga memiliki elektabilitas 21,4 persen. Pasangan ini cukup solid. Anies mewakili kekuatan segmen Islam, Arilangga segmen nasionalis.

"Tapi konsekuensinya Arilangga keluar dari gerbong Jokowi. Airlangga jangan telat bergerak. Ganjar atau Anies keburu memiliki cawapres yang lain," tuturnya.

Baca juga : Jelang Pra PON 2023, FISI DKI Lamar Jadi Anggota KONI Jakarta

Keempat dilema Prabowo. Tingkat pengenalan Prabowo sudah maksimal di angka 96 persen. Sayang, elektabilitasnya jauh menurun dibanding Pilpres 2019. Saat Pilpres 2019, elektabilitas mencapai 44,5 persen. Saat ini elektabilitasnya hanya di angka 23,9 persen.

"Ini kesempatan terakhir yang amat sulit bagi Prabowo. Kalau mau merapat ke PDI Perjuangan, maka harus rela jadi cawapres. Karena suara Gerindra lebih kecil. Mau jadi capres, susah mencari cawapres di luar PKB. Karena PKB bersikukuh harus Cak Imin cawapresnya," urainya.

Baca juga : Maunya Jokowi Maunya Kita Semua

Data dan analisa didasarkan pada survei nasional pada tanggal 10-19 Oktober 2022 dan riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9 persen.

Survei nasional itu dilengkapi dengan riset kualitatif terbaru di bulan Desember 2022. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.