Dark/Light Mode

Tarif KRL Nggak Naik Hingga 2023

Orang Miskin Dapat Subsidi, Orang Kaya Bayar Harga Asli

Rabu, 28 Desember 2022 06:30 WIB
Calon penupang KRL Commuter Line tengah menunggu di peron untuk menaiki moda transportasi publik tersebut.
Calon penupang KRL Commuter Line tengah menunggu di peron untuk menaiki moda transportasi publik tersebut.

RM.id  Rakyat Merdeka - Tidak ada kenaikan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) di tahun ini maupun tahun 2023. Tapi, akan berlaku tarif subsidi khusus masyarakat miskin.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, pengguna KRL nantinya wajib menggunakan kartu. Namun, dia tidak membeberkan lebih detail kartu seperti apa yang dimaksud dan bedanya dengan kartu pembayaran yang saat ini sudah digunakan.

“Saya yakin rekan wartawan punya kartu semua nanti,” ujarnya saat Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 dan Outlook Kegiatan 2023, kemarin.

Dia menjelaskan, dengan perubahan sistem pembayaran KRL tersebut, tarif untuk masyarakat yang mampu akan dibedakan dengan yang diterapkan untuk masyarakat miskin.

Baca juga : Sering Bikin Kesalahan, Apri/Fadia Gagal Ke 8 Besar

“Yang sudah berdasi, berdasi bukan apa-apa ya, tapi kemampuan finansial tinggi mesti bayar lain, yang average sampai 2023 kami rencanakan tidak naik,” ungkap Budi Karya.

Dia mencontohkan, tarif KRL asli tanpa subsidi PSO bisa mencapai Rp 10 ribu sampai dengan Rp 15 ribu. Dengan adanya subsidi, maka tarif KRL dasar menjadi Rp 3.500.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengatakan, sistem pembayaran KRL yang baru akan mengusung konsep subsidi tepat guna. Hal ini mengacu kepada data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Itu subsidi tepat guna. Artinya, tidak naik tapi nantinya kita pakai data yang ada di Kemendagri. Yang kaya bayar sesuai aslinya, mohon maaf yang miskin atau kurang mampu nanti itu yang dapat subsidi,” jelas Risal.

Baca juga : Sahabat Sandi Dorong Kestabilan Ekonomi

Risal membuka kemungkinan selain menggunakan basis data Kemendagri, pihaknya juga mempertimbangkan data lain untuk penerapan subsidi tepat guna pembayaran KRL tersebut. Seperti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos. “Bisa jadi itu, nanti data terbaik yang mana itu yang kita pakai,” tuturnya.

Pihaknya menargetkan, sistem pem­bayaran KRL baru ini dapat diterapkan secepat mungkin di tahun depan. Setelah mempersiapkan kartu, pembayaran dan data yang digunakan.

Anggota Komisi V DPR Suryadi Jaya Purnama mengatakan, tarif KRL sudah sepatutnya tidak naik. Kenaikan tarif KRL dirasa kurang tepat di tengah per­juangan masyarakat bangkit dari pandemi Covid-19.

“Pengguna jasa KRL banyak yang menolak kenaikan tarif ini dan meminta agar kenaikan itu dikaji ulang. Tentunya kenaikan tarif ini akan memperberat be­ban masyarakat,” kata Suryadi.

Baca juga : Tarif Nggak Naik, Pengusaha Penyeberangan Bakal Kolaps

Netizen menyambut baik soal tidak naiknya tarif KRL tahun depan. Meski, skema baru yang tengah dipersiapkan Kemenhub diragukan efektivitasnya.

Akun @p023456 mengapresiasi Kemenhub yang tidak menaikkan tarif KRL tahun depan. Meski, tarif bukanlah masalah utama yang dikeluhkan penumpang. “Bukan tarif tapi jadwal KRL yang sering tidak tepat waktu dan berantakan,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.