Dark/Light Mode

Hanya Ajukan Banding Untuk Teddy Minahasa, Jaksa Dinilai Tidak Konsisten

Rabu, 17 Mei 2023 11:21 WIB
Teddy Minahasa (Foto: Ist)
Teddy Minahasa (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengkritik sikap Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya mengajukan banding terhadap vonis seumur hidup terdakwa Teddy Minahasa.

Menurutnya, JPU bertindak tidak konsisten dalam upaya penegakan hukum dalam kasus narkoba ini. 

"Sikap JPU yang ingin membabat maksimal para terdakwa narkoba semestinya konsisten," tutur Reza Indragiri Amriel dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (17/5).

Baca juga : Jaksa Ajukan Banding Teddy Minahasa, Pengacara: Niat Sekali Hilangkan Nyawa Orang

Reza menilai, JPU seharusnya bisa berlaku adil dalam niat memberikan efek jera terhadap semua terdakwa, tidak tebang pilih karena bisa memunculkan kecurigaan.

Sebab itulah menurut Reza jika tujuannya untuk detterence effect JPU juga harusnya ajukan banding kepada Dody Prawiranegara cs.

"Salah satu kunci bagi munculnya detterence effect adalah keajegan kerja penegakan hukum. Itu artinya, dalam konteks kerja JPU pada perkara Teddy Minahasa dan Dody Prawiranegara, yang dibutuhkan adalah konsistensi sikap," bebernya. 

Baca juga : Kasus Teddy Minahasa, Pengacara Heran Tak Ada Hasil Uji Lab Perbandingan

Reza mempertanyakan mengapa sikap JPU terhadap Teddy Minahasa berbeda dengan sikapnya kepada Dody Prawiranegara, ada apa, dan apa alasannya hanya ajukan banding terhadap Teddy Minahasa.

"Jika terhadap Teddy Minahasa, JPU meradang, maka JPU semestinya juga berang terhadap Dody Prawiranegara. Misal, jika JPU ingin Teddy Minahasa dihukum lebih berat daripada seumur hidup, maka JPU sepatutnya ingin Dody Prawiranegara dihukum lebih berat pula," beber Reza.

Pakar psikologi forensik tersebut mengatakan tindakan JPU yang seolah tebang pilih ini menjadi PR besar untuk penegakan hukum negeri ini.

Baca juga : Jakarta Bakal Dihadiahi 12 Kewenangan Khusus

Sebab jika sikap JPU seperti itu, maka niat suci penegakan hukum lewat detterence effect sulit terbentuk di masyarakat.

"Kalau semangat memperberat hukuman bagi terdakwa hanya menyala-nyala pada satu sisi, tapi buram di sisi lain, ya jangan harap terbentuk detterence effect," tegas Reza. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.