Dark/Light Mode

FEB UNPAM Gelar Konferensi Internasional

Selasa, 23 Mei 2023 08:05 WIB
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pamulang (Unpam) merayakan Dies Natalis dengan berbagai kegiatan. Salah satunya, International Conference  Call For Paper pada Selasa (16/5/2023). [Foto: FEB Unpam]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pamulang (Unpam) merayakan Dies Natalis dengan berbagai kegiatan. Salah satunya, International Conference Call For Paper pada Selasa (16/5/2023). [Foto: FEB Unpam]

 Sebelumnya 
Pembicara dari Universitas Pamulang yang diwakilkan Dekan Fakultas Ekonomis dan Bisnis Dr Endang Ruhiyat SE MM CSRA, CMA, mengangkat tema Peran Akuntan dalam Menyiasati Efek Emisi Karbon.

Dalam makalahnya, Endang menuliskan Nilai Ekonomi Karbon (Carbon Pricing) adalah pemberian harga (valuasi) atas emisi GRK/karbon. Hal itu merupakan praktik dari polluters-pay-principle.

“Siapapun yang mengeluarkan emisi karbon, wajib membayar kompensasi atas polusi yang dikeluarkan, khususnya bagi industri atau pelaku bisnis,” paparnya.

Baca juga : Perpusnas Gelar Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional 2023

Endang juga menyebutkan pada perdagangan karbon wajib, suatu negara akan menerapkan mekanisme cap and trade, yaitu dengan menentukan kuota emisi karbon suatu perusahaan dalam periode tertentu, berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan.

Perusahaan yang hasil audit emisi karbonnya berhasil mencapai tingkat emisi di bawah kuota yang ditetapkan, bisa menjual sisa kuotanya melalui pasar karbon. Sementara perusahaan yang melebihi kuota, harus membeli kuota emisi perusahaan lain atau menghadapi denda yang besar.

Sementara Sandiaga Uno membahas tema Transformasi Sektor Parekraf Menuju Pembangunan Rendah Karbon. Di awal materi, menteri yang biasa disapa Bang Sandi itu menyampaikan tiga krisis lingkungan yang mengancam masa depan bumi dan manusia.

Baca juga : BUM Desa Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Pertama, jelasnya, perubahan iklim. Sekitar 50-75 persen populasi global berpotensi terdampak kondisi iklim yang mengancam jiwa pada tahun 2100.

Kedua, polusi dan kerusakan lingkungan. Polusi udara dinobatkan sebagai penyebab penyakit dan kematian dini terbesar di dunia, menyebabkan hingga 4,2 juta kematian tiap tahun.

Ketiga, hilangnya keanekaragaman hayati. “Saat ini, sekitar 1 juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman kepunahan,” papar Sandi.

Baca juga : Pelaku UMK Belajar Tren Industri Terbaru Di Event Internasional

Makalah dalam seminar tersebut dikirim oleh sekitar 25 universitas dalam dan luar negeri. Sebanyak 74 makalah telah dipilih untuk dipresentasikan dan diterbitkan. Hal ini membuktikan, acara ini sangat diapresiasi oleh berbagai pihak. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.