Dark/Light Mode

Belanda Kembalikan Artefak Indonesia, Sejarawan: Usaha Jokowi Patut Diapresiasi

Senin, 10 Juli 2023 13:58 WIB
Sejarawan Dr M Adli Abdullah. (Foto: Istimewa)
Sejarawan Dr M Adli Abdullah. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejarawan nasional, M Adli Abdullah mengapresiasi keseriusan pemerintah saat ini dalam memulangkan ratusan artefak Indonesia dari Belanda

Ia berharap artefak yang tersebar di negara lain, seperti di Inggris dan Portugis juga bisa segera pulang kampung.

"Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya," kata Adli yang dihubungi RM.ID, Senin (10/7).

Menurutnya, keseriusan pemerintahan di bawah kepemimpinan presiden Jokowi, dan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilman Farid melobi Belanda untuk memulangkan artefak-artefak itu, patut diacungkan jempol. 

Baca juga : Kolaborasi PNM Dan Telkom Indonesia, Dukung Akselerasi Ekosistem Digital Bisnis

Sebab sebelumnya, barang bersejarah peninggalan kerajaan-kerajaan nusantara di masa lalu ini kurang mendapat perhatian.

"Tindakan pak Jokowi patut kita apresiasi, karena selama ini enggak ada yang ngurus, tahu-tahu kseriusan pak Hilman Farid, artefak ini bisa dipulangkan. Mudah-mudahan ini disimpan dengan baik di museum nasional," harapnya.

Jebolan Program Doktor Ilmu Sejarah Universitas Sains  Malaysia ini mengingatkan, di masa penjajahan, Belanda memang sengaja membawa artefak-artefak penting peninggalan kerajaan-kerajaan Nusantara itu.

Bukan sekedar untuk menjadi barang pajangan di Museum Leiden, tapi juga agar negeri jajahannya kehilangan identitas.

Baca juga : Komitmen Kapolri Lestarikan Budaya Indonesia Lewat Wayang Kulit Banjir Apresiasi

"(Barang bersejarah) ini dipindahkan supaya kita kehilangan identitas. Kita apresiasi juga niat baik pemerintah Belanda saat ini yang mau memulangkan artefak asal Indonesia dari museum mereka," tandasnya.

Mengutip buku "Architects of Deception" karya Juri Lina, Adli menyebutkan tiga cara menghancurkan suatu bangsa yakni kaburkan sejarah, hancurkan bukti-bukti sejarah bangsa sehingga tidak bisa diteliti dan dibuktikan kebenarannya dan  putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya dengan mengatakan bahwa leluhur itu bodoh dan primitif.

"Waktu Belanda menjajah, banyak artefak dari raja-raja Melayu, Kalimantan, Bali dan lainny itu dibawa ke Belanda, dari Aceh misalnya ada rumah pinto awe geutah, dari Lombok ada patung Singasari. Banyak sekali," tutur Adli.

Menurutnya, artefak-artefak Indonesia tidak cuma ada di Belanda, tapi juga tersebar di negara-negara lain. Seperti Inggris dan Portugis.

Baca juga : Pelajaran Politik Dari Ratu Balqis

"Itu masih diurus. Mudah-mudahan dari Inggris bisa juga dipulangkan, misal ada surat hutan Aceh. Kemudian di Portugis, itu yang pro aktif Malaysia," kata Dosen Senior Universitas Syiah Kuala ini.

Sebagai informasi, hari ini, Senin (10/7), Belanda mengembalikan 472 artefak bersejarah ke Indonesia.

"Transfer kepemilikan ke Indonesia akan digelar pada 10 Juli di Museum Volkenkunde," demikian kata Pemerintah Belanda (Rijksoverheid) lewat situs web resminya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.