Dark/Light Mode

Puji Ketua Dan Deputi Pencegahan KPK, Luhut: Kerjanya Hebat, Paten!

Selasa, 18 Juli 2023 15:14 WIB
Foto: Fajar Elpradianto/Rakyat Merdeka
Foto: Fajar Elpradianto/Rakyat Merdeka

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memuji kinerja Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.

Di bawah kepemimpinan Firli dan kinerja Pahala, KPK dianggap berhasil menyelamatkan triliunan uang negara dari pencegahan korupsi lewat pembangunan ekosistem digitalisasi.

"Saya lapor ke presiden, Pak Presiden kerjanya si Pahala sama Firli ini hebat, paten. Karena menurut saya angka urusannya. Saya senang Pak Pahala di sini, tapi sudah kelamaan juga, mesti dipromosikan," ujar Luhut.

Hal itu disampaikannya usai Bincang Stranas PK bertajuk "Kok Bisa, Rapor Logistik Turun saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik Dunia", di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/7).

Luhut mengatakan, Firli dan Pahala mampu mengubah paradigma dengan menekankan aspek pencegahan yang justru memberikan dampak besar bagi penghematan melalui digitalisasi.

Baca juga : Presiden Korsel Dan Istri Mendadak Ke Ukraina, Ngapain Ya?

Hal ini dinilai lebih efektif ketimbang ditempuh melalui penindakan seperti operasi tangkap tangan alias OTT.

"Ngapain bangsa ini kita pamer-pamer OTT melulu, bangga lihat itu. OTT Rp 50 juta, Rp 100 juta, kau tidak pernah cerita berapa mereka (KPK) menghemat triliunan rupiah," tegas Luhut.

Karena itu dia menegaskan, OTT bukan merupakan tolok ukur kesuksesan KPK dalam memberantas korupsi.

Menurut dia, orang yang masih berpikir seperti itu, pemikirannya ketinggalan alias belum modern.

"Kalau kurang jumlah yang ditangkap berarti nggak sukses, saya sangat tidak setuju, itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso," sindir Luhut.

Baca juga : Putu Rudana Sambut Deputi PM Papua Nugini, Bahas Kerja Sama & Investasi

Luhut pun berharap, masyarakat tidak melulu melihat kerja KPK dari penindakan semata.

Sebab, masih ada fungsi KPK yang lain yang perlu diapresiasi, seperti perbaikan sistem dan pencegahan.

"Pemikiran modern makin kecil yang ditangkap tapi makin banyak penghematan, itu yang sukses," tuturnya.

Menurut Luhut, banyak yang tidak tahu bahwa pemerintah dengan bantuan KPK sudah melakukan digitalisasi di sejumlah sektor, termasuk di pelabuhan.

Digitalisasi itu, diklaim menghemat uang negara hingga ratusan triliun rupiah. Dia mencontohkan e-katalog.

Baca juga : Petani Papua Dukung Pembenahan Tata Kelola Sawit

"Jadi Rp 1.600 triliun belanja pemerintah per tahun itu kerja sama dengan KPK semua kita lakukan melalui e-katalog sehingga kalau Anda lihat, berkurang sekarang signifikan penyalahgunaan dana di daerah," ungkap Luhut.

"Jadi fungsi pencegahan itu sudah bagus. Fungsi penindakan ini ya kalau makin kecil kan karena pencegahan bagus. Jadi jangan drama-drama aja seperti yang dilihat," imbuhnya.

Luhut pun tidak sependapat dengan anggapan yang menilai Indeks Persepsi Korupsi Indonesia merosot karena faktor penindakan yang menurun.

Menurut dia, penindakan menurun karena pencegahan yang sudah membaik

"Itu yang menurut saya nggak benar. masa perkara penindakan menurun karena sistemnya makin bagus, orang tidak bisa korupsi, tidak bisa mencuri, kan bagus," tandas Luhut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.