Dark/Light Mode

Tanggapi Varian Baru Covid-19

Prof. Tjandra: Virus Selalu Bermutasi, Bisa Lebih Lemah, Bisa Juga Lebih Kuat

Selasa, 1 Agustus 2023 11:43 WIB
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kesehatan UI Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kesehatan UI Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kesehatan UI Prof. Tjandra Yoga Aditama ikut merespons kabar Ilmuwan temukan varian virus Covid-19 yang mengalami 113 Mutasi yang diderita Pasien Jakarta.

Prof. Tjandra menuturkan Covid-19 memang masih akan selalu bermutasi dan akan timbul varian-varian baru dari waktu ke waktu. Menurutnya, ada 3 skenario yang bakal terjadi.

Pertama, base yakni standar seperti varian-varian sekarang pada umumnya. Kedua, best yakni varian baru akan lebih lemah dari sebelumnya dan tidak perlu pengulangan vaksin baru.

Baca juga : Prof. Tjandra Berharap Indonesia Bisa Cukupi Anggaran Malaria

“Tapi ada juga skenario ketiga, worst yakni varian baru memang lebih berat dari varian sebelumnya,” kata Prof Tjandra kepada rm.id, Selasa (1/8).

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengatakan, laporan sampel dari Indonesia yang disebut memiliki banyak sekali mutasi dan lebih menular perlu dianalisa lebih dalam, baik secara genomik maupun epidemiologik lapangan.

Artinya, secara genomik di cek analisa rantai molekulernya, baik pada kasus itu maupun pada kasus lain dari Indonesia yang dikirim ke GISAID. Juga, perlu di cek di lapangan tentang kasus itu, bagaimana gambaran kliniknya, bagaimana penularan ke orang sekitarnya.

Baca juga : Koalisi Bisa Berubah Bisa Juga Bertambah

“Dengan dua analisa inilah baru kita akan dapat lebih tepat menentukan situasi mana yang sebenarnya terjadi, dan kalau memang terjadi virus yang mudah bermutasi maka apakah hanya pada satu kasus itu atau ada di kasus-kasus lainnya juga,” jelasnya.

Prof. Tjandra mewanti-wanti Indonesia harus tetap menjaga surveilans genomik dengan angka yang cukup tinggi, karena memang secara umum akan tetap ada kemungkinan varian baru Covid-19 dengan 3 skenario di atas. Kemudian, ada laporan varian baru dari Indonesia yang disebut lebih menular, walaupun masih perlu diteliti lebih lanjut seperti disebut di atas.

“Kalau dibandingkan negara lain maka data genomik Covid-19 kita yang dimasukkan ke GISAID belumlah optimal,” ungkapnya.

Baca juga : UU Pilkada Digugat Lokataru

Selain surveilans genomik, maka sama seperti penyakit menular yang lain maka kalau ada kasus positif maka tentu tetap perlu analisa tentang kemungkinan penularan yang sudah terjadi.

“Ini adalah praktek yang umum untuk penyakit menular langsung, ada atau tidak adanya pandemi,” tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.