Dark/Light Mode

Kapitra Ampera: Komunikasi Gaya Preman, Rocky Sudah Bukan Akademisi

Kamis, 3 Agustus 2023 20:20 WIB
Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera. Foto: Istimewa
Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera tidak terima dengan pernyataan akademisi Rocky Gerung yang menuding Presiden Jokowi sebagai “bajingan tolol”.

Kapitra menyebut, apa yang disampaikan Rocky bukan kritik. Melainkan ujaran kebencian terhadap personal Jokowi. Karena itu, dia meminta polisi segera menangkap Rocky Gerung.

"Komunikasi dia (Rocky Gerung) sudah berbuah dari komunikasi ilmiah menjadi komunikasi premanisme. Dari komunikasi akademis menjadi komunikasi premanisme. Dia tidak lagi pakai standar akal sehat tapi akal busuk dan akal bulus," ujar Kapitra kepada wartawan, Kamis (3/8).

Menurut Kapitra, sebagai akademisi, Rocky tidak sepantasnya menyerang personal Jokowi. Dan karena serangan yang seolah-olah sebagai bentuk kritik itu pula, Kapitra mengatakan bahwa Rocky sudah memonopoli kebenaran dan dipaksakan untuk diterima oleh orang lain.

Baca juga : Konsumsi Air Dalam Kemasan Tidak Sebabkan Obesitas

"Sehingga ketika orang mengoreksi perilaku politik premanisme, dia mencari jalan keluar secara akal bulus. Artinya perbuatan-perbuatan seperti ini justru menodai intelektualitas yang harusnya konstruktif, komparatif. Sehingga kebenaran-kebenaran itu diuji bukan dipaksa. Rocky sudah memonopoli kebenaran, otoritarian kebenarannya sendiri yang dipaksakan kepada orang lain," kesalnya.

Kapita menyebut, Rocky menyerang kehormatan personal Jokowi. Hal ini dianggap Kapitra tidak pantas. Sebab, dalam kesempatan saat orasi di hadapan masa buruh, Rocky menurut Kapitra, dengan tegas menyebut nama Jokowi.

"Mestinya tidak boleh menyebut nama, lembaga. Karena presiden itu lembaga. Kalau menyebut orang itu efeknya ke personal bisa digugat delik," papar Kapitra.

Karena itu, Kapitra menegaskan Rocky Gerung harus diberi pelajaran agar tidak mengulangi perbuatannya di masa yang akan datang.

Baca juga : Harta Menpora Rp 162 M Bukan Hadiah, Tapi Hibah

Dengan pembelajaran itu, kata Kapitra, Rocky tidak mengulangi pemikiran liatnya yang diklaim dia sebagai akal sehat.

"Yang dia klaim sebagai akal sehat itu sebenarnya akal bulus dan akal busuk. Kalau dalam filsafat itu disebut kenakalan berpikir. Intelektual tidak mengeluarkan perkataan-perkataan bajingan. Itu dulu dikenal dengan polemik kebudayaan. Di zaman Socrates, Plato dan Aristoteles," paparnya.

Dia menilai, nampak betul kebencian Rocky kepada personal Jokowi. "Kalau badan tidak mungkin jadi bajingan. Bajingan itu manusia dan itu harus dikoreksi secara hukum," tambahnya.

Kapitra kemudian mengatakan, sudah benar Polda Metro Jaya menerima laporan relawan Jokowi. Penyidik diminta tegas menuntaskan kasus Rocky Gerung yang dilaporkan relawan Jokowi tersebut.

Baca juga : Antara Komunikasi Dengan Koalisi

"Pihak kepolisian harus tegas, tangkap segera Rocky Gerung. Ini sebagai peringatan biar orang tidak menyalahgunakan atas nama demokrasi dan akademisi. Ini kejahatan di atas kejahatan," pungkas Kapitra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.