Dark/Light Mode

Mahfud Bicara Laporan Intelijen

Jokowi Kantongi Politisi Yang Kerjaannya Gelap

Senin, 18 September 2023 08:13 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Presiden Jokowi (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara soal pernyataan Presiden Jokowi yang mengaku punya laporan intelijen terkait semua gerak-gerik parpol menjelang Pilpres 2024. Menurut Mahfud, itu wajar karena seorang kepala negara pasti punya informasi lengkap mengenai urusan politik, hukum, keamanan, dan lain-lain. Presiden bukan hanya tahu soal info ke mana parpol akan bikin koalisi, Mahfud mengungkap, presiden juga tahu pasto mana politisi yang baik, politisi yang nakal, politisi yang kerjaannya terang, juga politisi yang kerjannya gelap.

Mahfud mengatakan, sudah semestinya seorang Presiden mempunyai informasi akurat mengenai kondisi riil di tengah masyarakat. Apalagi Indonesia bakal mengadakan Pemilu di tahun depan, karena biasanya sering bertebaran informasi yang bertujuan memecah belah masyarakat.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai, semua informasi tersebut sangat dibutuhkan Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya dalam memastikan keamanan dan ketertiban negara. Jadi, wajar bila presiden tahu daleman parpol.

“Presiden pasti punya intelijen. Tahu siapa politikus yang nakal, siapa politikus yang bener, siapa yang punya kerja gelap, siapa yang punya kerja terang. Itu Presiden tahu,” kata Mahfud, di Plaza Kemenpora, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Mahfud: Presiden Tahu Siapa Politikus Nakal, Siapa Yang Punya Kerjaan Gelap

Meski begitu, Mahfud memastikan, hal ini tidak ada hubungannya dengan cawe-cawe menjelang Pemilu 2024. Sebab, ada Pemilu atau tidak, Presiden tetap berhak mendapatkan akses informasi dari intelijen.

“Tidak ada Pemilu pun, Presiden tahu data tentang parpol. Itu memang hak Presiden, perintah Undang-Undang,” jelasnya.

Dalam Undang-Undang Intelijen, lanjut Mahfud, dijelaskan secara lengkap bahwa Presiden berhak menerima laporan secara rutin dari semua lembaga maupun badan intelijen yang dimiliki negara. Mulai dari TNI, Polri, hingga Kejaksaan Agung.

“Oleh sebab itu, kita harus hati-hati, pejabat, politikus dan sebagainya. Presiden itu tahu semuanya," ucapnya, mengingatkan para pejabat.

Baca juga : Bangun Epicentrum Of Growth, Jokowi Ajak Negara ASEAN Bangun Kerja Sama Setara

Mahfud menambahkan, informasi intelijen bukan hanya Presiden yang punya. Sebab, dirinya juga mengetahui informasi yang sama. Hanya saja, data yang dimiliki Presiden lebih lengkap dan up to date. Hal itu disebabkan laporan yang diterima Presiden berlangsung setiap hari, sedangkan laporan kepada menteri biasanya satu bulan sekali.

“Intelijen negara itu laporannya ke Presiden setiap saat. Bukan hanya di hari kerja dan jam kerja saja. Itu bisa tengah malam juga dapat infonya. Itu sesuai ketentuan Undang-Undang. Presiden berhak atas informasi tersebut,” pungkas Mahfud.

Sebelumnya, Jokowi mengaku mengetahui segala hal yang ada di dalam parpol, pembahasan, dan tujuan politik partai dalam strateginya menjelang Pemilu 2024. Jokowi mengaku bisa tahu gerak-gerik dan ke mana dukungan parpol akan diberikan. Sebab, dia memiliki banyak informan dari intelijen, baik yang berasal dari Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, atau yang lainnya.

“Saya tahu, dalamnya partai seperti apa. Partai-partai seperti apa, saya tahu. Mereka mau menuju ke mana, saya juga ngerti," papar Jokowi, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Seknas Jokowi, di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Sabtu (16/9).

Baca juga : Berani Lawan WTO, Bahlil Dipercaya Jokowi Jadi Benteng Hilirisasi Indonesia

Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha sependapat dengan Mahfud. Kata dia, pernyataan Jokowi itu biasa-biasa saja. "Tidak ada yang aneh dengan ucapan Presiden Jokowi itu,” katanya, kepada RM.id, kemarin.

Anggota Komisi VIII DPR ini menilai, sudah sewajarnya Kepala Negara mendapat informasi dari lembaga negara yang membidangi informasi senyap. Menurut Tamliha, semua badan intelijen itu adalah pembantu Presiden yang bertugas menyuplai data dan informasi yang sudah divalidasi lebih dulu kebenarannya. “Karena mereka itu kan mata dan telinga Presiden selama 24 jam,” pungkasnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (18/9), dengan judul “Mahfud Bicara Laporan Intelijen, Jokowi Kantongi Politisi Yang Kerjaannya Gelap”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.