Dark/Light Mode

Dilarang Demo oleh Mendikbud, Adik-adik, Sekolah Saja Ya

Senin, 30 September 2019 07:01 WIB
Massa Pelajar SLTA Sejabodetabek melakukan demo di gerbang belakang Gedung DPR/MPR di  Kawasan Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9). (Foto: Tedy O Kroen/Rakyat Merdeka).
Massa Pelajar SLTA Sejabodetabek melakukan demo di gerbang belakang Gedung DPR/MPR di Kawasan Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9). (Foto: Tedy O Kroen/Rakyat Merdeka).

 Sebelumnya 
Imbauan Muhadjir lumayan didengar. Sejumlah perwakilan sekolah di Kota Malang, Jawa Timur, menolak ikut demo hari ini. Lewat sebuah video testimoni, sejumlah perwakilan dari SMK Negeri 8 Kota Malang, SMAK Santa Maria, SMK Negeri 3 Kota Malang, SMA Negeri 3, dan SMK Cor Jesu menyatakan ikrar tidak akan ikut andil dalam unjuk rasa hari ini.

Mereka memilih ikut menjaga situasi Kota Malang yang aman dan kondusif.

“Kami siswa-siswi Kota Malang menolak untuk mengikuti unjuk rasa pada Hari Senin 30 September 2019 nanti. Kami ingin Malang tetap damai. Yes,” ungkap para pelajar dalam video yang beredar di media sosial.

Serupa, pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem, Bali juga menolak undangan untuk de monstrasi. Dalam video yang bere dar, Ketua OSIS se-Karangasem menegaskan tidak akan ikut terlibat dalam aksi hari ini.

Baca juga : PUPR Kebut Permak Sekolah & Madrasah Rusak

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat, Aang Karyana, menegaskan, ia telah berusaha menghalau provokasi kepada para pelajar di wilayahnya untuk ikut unjuk rasa.

Ia juga mengimbau seluruh kepala sekolah di Depok dan Bogor untuk mengawasi siswanya melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Menanggapi surat edaran Mendikbud, warganet terbelah. Ada yang setuju. Ada yang kontra. Yang setuju menyatakan, imbauan itu sudah benar. Para pelajar sebaiknya tetap bejalar di sekolah. Tak perlu ikut aksi turun ke jalan.

“Karena anak-anak di bawah umur masih menjadi tanggungan orangtua dan di sekolah menjadi tanggung jawab guru dan sekolah. So, tepat sekali surat pencegahan siswa ikut berdemo seperti kemarin,” kicau @ SahabatSaber.

Baca juga : Layani Pemudik, Pelni Siapkan 26 Kapal

Akun @gunady_678 mengamini. “Jika kecolongan dan siswanya tertangkap. Segera buat surat untuk mengeluarkan siswanya dan juga supaya ditolak di semua sekolah. Biar suram sekalian masa depannya,” kicaunya, jengkel.

Tweeps @Nopengg_ menilai lebih baik anak-anak sekolah tidak ikutan aksi karena banyak mudharatnya.

“Iya kalau bener demo nya nyampein aspirasi baik dan ditanggapi baik, tapi kalau malah jadi ricuh timbul korban kasian juga kaan, banyak hal yang harus dipertimbangkan,” tulisnya, mengingatkan. Akun @artadhierja menimpali.

“Udah jelas ni, Surat Edaran Mendikbud sudah ada, jadi pelajar dilarang ikut demo!!!” Yang tidak setuju menyatakan, surat edaran ini tidak tepat.

Baca juga : Senang Masih Dikira Anak Sekolahan

“Mendikbud kok membatasi siswa untuk berekspresi? Tolong Mendikbud terbitkan edaran yang bermanfaat, misalnya untuk menyediakan lapangan pekerjaan buat siswa STM setelah lulus,” tulisnya.

Wargenet lain bicara mengenai ketaatan para siswa. Seperti akun @ AdityarifqiRif1. “Emang siswa ada yang dengerin,” cuitnya. “Tinggal buka seragam pake pakaian bebas,” sahut @FauziNurmansyah. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.