Dark/Light Mode

Mesra Di Parade Senja Kemenhan

Jokowi Restui Prabowo?

Rabu, 11 Oktober 2023 07:30 WIB
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendampingi Presiden Joko Widodo pimpin Upacara Parade Senja di Lapangan Bela Negara, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (9/10). (Foto: Biro Humas Kemhan)
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendampingi Presiden Joko Widodo pimpin Upacara Parade Senja di Lapangan Bela Negara, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (9/10). (Foto: Biro Humas Kemhan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi hadir pada parade senja di Kementerian Pertahanan (Kemhan) memperingati HUT ke-78 TNI Senin (9/10) lalu. Jokowi duduk mengapit Prabowo Subianto bersama Presiden RI ke-6 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Isyarat Jokowi dukung Prabowo?

Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Stra­tegis (TPS) menilai, peris­tiwa itu semakin menunjukkan simbol dukungan Jokowi ke­pada Prabowo. “Sekian banyak peristiwa kedekatan keduanya makin tegas menunjukkan, Jokowi ingin Prabowo melan­jutkan warisan kebijakan Peme­rintah,” kata Agung, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Satria Usulkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Apalagi belakangan, kedeka­tan mereka dilengkapi kehadiran Presiden SBY. Ini menunjukkan soliditas KIM semakin kokoh pasca Demokrat bergabung. Kenyamanan interaksi, ekspresi, dan gestur antar Presiden ke-7 Jokowi dengan Presiden ke-6 SBY memberi pesan kuat ke­pada publik bahwa kesepaha­man antar Presiden yang pernah menjabat, sedang menjabat, dan akan menjabat yang terepre­sentasi dalam sosok Prabowo, penting diwujudkan.

“Agar kesinambungan peme­rintahan dari waktu ke waktu bisa bergulir dengan baik,” tuturnya.

Baca juga : Pengamat: Duet Ganjar-Yenny Mampu Tandingi Prabowo

Di titik inilah, lanjut Agung, sulit tidak mengaitkan, Jokowi sudah menurunkan restunya ke­pada Prabowo untuk bertarung di Pilpres 2024.Realitas politik tadi akan semakin menguat bila pendukung Gibran Rakabum­ing Raka berhasil memenang­kan perkara di Mahkamah Konstitusi (MK) soal ambang batas usia minimal menjadi Capres-Cawapres. Karena mau tak mau menempatkan istana menjadi ujung tombak yang mengawal si sulung merajut karir politiknya di pentas nasio­nal sebagaimana sang ayah.

Walaupun mengundang resiko, karena bisa memunculkan wacana politik dinasti yang masif dan membuka peluang kolaborasi koalisi PDIP Bersama koalisi pe­rubahan. “Maka butuh kepiawaian KIM dalam merasionalisasi isu dukungan Jokowi saat memutus Cawapres, dan mengefektifkan kerja politik koalisi yang gemuk menjadi prioritas di luar soal teknis memenangkan Pilpres,” pesannya.

Baca juga : KPK Periksa Sekjen Kementan Kasdi Subagyono

Sebab, bila gagap mengelolanya, maka bukan tidak mungkin KIM terserimpung di tengah kompetisi elektoral. Dalam konteks yang lain, ujian KIM akan terus bergulir karena narasi keberlanjutkan perlu diejawantahkan dalam program dan inovasi kebijakan yang leb­ih konkret agar publik percaya bahwa inilah jalan Indonesia untuk semakin lebih baik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.