Dark/Light Mode

90 Hari Jelang Pilpres 2024

Terus Diserang, Keunggulan Prabowo-Gibran Kian Melebar

Senin, 20 November 2023 13:59 WIB
Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Al Faraby saat konferensi pers hasil survei di Jakarta Timur, Senin (20/11/2023). Foto: Istimewa
Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Al Faraby saat konferensi pers hasil survei di Jakarta Timur, Senin (20/11/2023). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merekam elektabilitas Capres-Cawapres 90 hari jelang pencoblosan Pilpres 14 Februari 2024.

Isu putusan Mahkamah Konstitusi (MK), dinasti politik, demokrasi yang mendung, yang ditujukan sangat masif, intens, sistematis, menyerang Jokowi dan pasangan Prabowo-Gibran, disebut tak memiliki efek elektoral negatif.

"Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Gibran justru meroket. Ganjar-Mahfud justru merosot, dan Anies-Muhaimin untuk pertama kalinya beranjak naik konsisten," kata Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Al Faraby saat konferensi pers hasil survei di Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Dalam hasil survei terbarunya, jika Pilpres dilaksanakan saat survei dilakukan, Prabowo-Gibran masuk putaran kedua. Sisa tiket diperebutkan oleh Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin.

Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas 40,3 persen. Posisi kedua adalah Ganjar-Mahfud 28,6 persen disusul Anies-Muhaimin dengan 20,3 persen. Sebesar 10,8 persen menyatakan belum memutuskan.

Baca juga : PAN Dan Parpol Pengusung Prabowo-Gibran Fokus Angkat Kesejahteraan Petani

Saat ini, selisih Prabowo-Gibran dengan pesaing terdekatnya yaitu Ganjar-Mahfud 11,7 persen. Jarak elektabilitas Prabowo-Gibran dengan Ganjar-Mahfud kian melebar. Di bulan Oktober 2023, selisih elektabilitas 1,5 persen.

Terdapat penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud. Pada bulan Oktober 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud 35,3 persen. Saat ini di bulan November 2023, elektabilitas-nya turun jadi 28,6 persen. Turun 6,7 persen. Ini penurunan terbesar untuk Ganjar sepanjang tahun 2023.

Sementara Anies-Muhaimin elektabilitasnya mengalami kenaikan. Pada September 2023 elektabilitasnya 15 persen, Oktober naik jadi 17,2 persen dan November naik kembali menjadi 20,3 persen. Ini trend kenaikan pertama kali yang mulai konsisten dialami Anies-Muhaimin 2023.

"Prabowo-Gibran unggul dua digit. Ganjar-Mahfud menurun, dan Anies-Muhaimin naik," tuturnya.

Mengapa Prabowo-Gibran meroket padahal banyak diserang usai putusan MK? Elektabilitas Prabowo secara individu naik. Januari 2023, elektabilitas individu Prabowo 25,4 persen hingga November elektabilitas Prabowo berada di angka 41,1 persen.

Baca juga : Hari Milad Muhammadiyah, Relawan Matahari Pagi Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran

Ditambah, julukan gemoy untuk Prabowo menjadi viral disukai kalangan pemilih milenial. Sikap Prabowo yang rileks ketika diserang, dihujat, bahkan kadang berjoget dengan gayanya yang jenaka, sesuai selera generasi milenial.

Selain itu, yang paling utama, bekerjanya efek Gibran (Gibran’s effect). Semakin diserang justru semakin populer. Karena diserang masif, Gibran dibicarakan dari warung kopi hingga kampus, dari talk show TV hingga arisan ibu-ibu. Gibran hanya dikenal 69,4 persen Oktober 2023. November 2023 jadi 87,1 persen.

"Naik sekitar 18 persen hanya dalam waktu sebulan! Serangan jDi marketing gratis yang dikerjakan oleh pihak lain," tuturnya.

Meski dari sisi angka kesukaan, ada penurunan sebesar 0.,8 persen, dari Oktober sebesar 77,8 persen, menjadi 77,0 persen di bulan November. Tingkat kesukaan pada Gibran menurun sedikit di segmen pemilih terpelajar.

Perlahan Gibran juga semakin mengambil suara di Jawa Tengah. Oktober 2023 pemilih Prabowo-Gibran sebesar 10,7 persen. November 2023, jadi 24,6 persen. Naik 13,9 persen.

Baca juga : Lestari: Jelang Pemilu 2024, Tingkatkan Kualitas Demokrasi

"Pada sisi lain, kritik dengan alasan dinasti, KKN, tidak kompeten untuk Gibran, ternyata tak punya efek elektoral yang signifikan secara total. Isu itu hanya populer di kalangan segelintir pemilih terpelajar," paparnya.

LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘵𝘰 𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘷𝘪𝘦𝘸) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘪𝘯 𝘰𝘧 𝘦𝘳𝘳𝘰𝘳 survei ini sebesar 2.9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 6-13 November 2023.

Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.