Dark/Light Mode

Pj Gubernur Sumsel Paparkan Penanganan Karhutla di COP 28 Dubai

Selasa, 12 Desember 2023 23:11 WIB
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni (Foto: Istimewa)
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni ikut tampil dalam Konferensi Perubahan Iklim the 28th Conference of the Parties (COP), di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (10/12). Di sana, dia menjabarkan kebijakan yang dijalankan dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Ia menuturkan, langkah-langkah yang telah ditempuh mulai dari monitoring, penetapan kebijakan, pencegahan, hingga penegakan hukum. Terkait upaya monitoring, Pemprov Sumsel memanfaatkan aplikasi SONGKET Sumsel (Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu Provinsi Sumatera Selatan). Aplikasi ini merupakan sistem informasi berbasis WebGIS sebagai pendeteksi dini kebakaran hutan dan lahan.

“Melalui SONGKET Sumsel, pengambilan keputusan dalam pencegahan dan pemadaman serta penegakan hukum karhutla di Sumatera Selatan menjadi lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat,” kata Fatoni, seperti keterangan yang diterima redaksi, Selasa (12/12).

Baca juga : 9 Kiai Berpengaruh Kawal Pasangan Ganjar-Mahfud Di Debat Perdana

Di tataran kebijakan, Pemprov Sumsel mengeluarkan SK Gubernur Nomor 269 Tahun 2023 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutla Tahun 2023; serta Gubernur Sumsel Nomor 302 Tahun 2023 tentang Pembentukan Pos Komando Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutbunlah.

Pada langkah pencegahan, Pemprov Sumsel menggandeng aparat keamanan seperti TNI, Polri, hingga semua Organisasi Perangkat Daerah terkait. “Kami beberapa kali menggelar rapat koordinasi bersama FORKOPIMDA Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Pimpinan Perusahaan,” ujarnya.

Pemprov Sumsel juga menjalankan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan sebanyak 12 kali selama periode Juni sampai dengan November. Kegiatan TMC ini utamanya ditujukan untuk membasahi wilayah-wilayah yang sudah cukup lama tanpa hujan, terutama pada lahan gambut.

Baca juga : Mercure Convention Center Ancol Hadirkan Pengalaman Berbeda di Malam Tahun Baru

Upaya pemadaman hutan dan lahan terbakar ini dilakukan secara terkoordinasi dalam satu komando oleh Sub Satgas Operasi Darat. Untuk wilayah yang sulit dijangkau, satgas tersebut melakukan pemadaman dengan metode pemadaman udara (water bombing).

Aparat keamanan, lanjut Fatoni, juga melaksanakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. “Ada pula upaya penerapan kearifan lokal yaitu mengaktifkan Sub Satgas Doa untuk melakukan Salat Istisqa untuk segera diturunkan hujan,” kata Fatoni.

Salat Istisqa ini digelar serentak melibatkan unsur TNI, Polri, Pemda, dan Masyarakat di Sumsel. “Praktik ini dilakukan ketika hari tanpa hujan atau musim kemarau sudah cukup panjang,” imbuh Fatoni.

Baca juga : Relawan Santri Di Sumsel Galang Dukungan Ganjar-Mahfud Dari Ponpes Di OKU Timur

Sedangkan terkait penegakan hukum, Pemprov Sumsel melibatkan aparat seperti Polda Sumsel, Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kejaksaan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.