Dark/Light Mode

Solmet Desak Kepolisian Tindak Pelaku Penganiayaan Pemuda Katolik Di Banten

Rabu, 8 Mei 2024 17:32 WIB
Solidaritas Merah Putih (Solmet) desak kepolisian segera usut kasus penganiayaan terhadap pemuda Katholik yang sedang beribadah Doa Rosario di Banten ke pengadilan. Foto: Istimewa
Solidaritas Merah Putih (Solmet) desak kepolisian segera usut kasus penganiayaan terhadap pemuda Katholik yang sedang beribadah Doa Rosario di Banten ke pengadilan. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekjen Solidaritas Merah Putih (Solmet), Kamaludin mengutuk keras tindakan penganiayaan dan pembacokan terhadap anak-anak muda Katholik yang tengah melakukan Ibadah Doa Rosario di rumah kontrakan di Jalan Ampera, Setu, Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

Kamaludin meminta kepolisian dan pihak terkait untuk mengusut tuntas kasus ini. Bahkan, dia mendesak kepolisian untuk segera memenjarakan dan membawa para terduga pelaku ke Pengadilan.

Dia menyayangkan kondisi toleransi beragama akhir-akhir ini. Kamaludin bilang, toleransi beragama saat ini mulai menunjukkan degradasi pemikiran dan pengetahuan.

Apalagi, doktrin-doktrin pada era digitalisasi ini, masyarakat terkadang menerima atas apa yang dilihat dan didengar, tanpa saringan tuntunan pemuka agama yang benar.

Baca juga : Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin Di Karawang

"Saat ini Indonesia sudah memasuki darurat toleransi beragama," ujarnya.

Dampaknya, tambah dia, muncul kelompok-kelompok radikal dan intoleran yang sangat berbahaya.

"Saya sebagai muslim merasa malu apa yang dilakukan oknum masyarakat ini kok anak-anak muda yang sedang melakukan kebaikan bukan melakukan kejahatan dengan beribadah malah dilarang, dianiaya bahkan dibacok," papar Kamaludin.

Hal ini, disebutnya, tidak mencerminkan ajaran Islam yang baik terhadap seluruh umat manusia. "Perilaku mereka ini malah mencerminkan lebih biadab. Kami meminta agar tidak usah ada perdamaian dan semua pelaku harus dibawa ke Pengadilan agar ada efek jera," ucap dia.

Baca juga : Koalisi Prabowo Tak Terganggu Pendatang Baru

Peristiwa ini, dijelaskan Kamaludin, sangat memalukan dan mencederai hubungan toleransi beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Tentu untuk kesekian kalinya peristiwa serupa terjadi lagi di bumi NKRI. Ini, bukan saja membuat malu kita sebagai anak bangsa, tapi juga memalukan kita dimata dunia Internasional," tegasnya.

Dia pun berharap Pemerintah pro aktif dan segera mengevaluasi situasi dan kondisi seperti ini agar tidak terulang kembali.

"Peristiwa ini bukan sekadar peristiwa lokal di Tangsel, tapi sudah memalukan kita semua bangsa Indonesia dan juga di mata dunia internasional," sesal dia.

Baca juga : Wapres Dijadwalkan Hadiri Sejumlah Agenda Kerja Di Kota Bandung

"Kalau saja dalam pemahaman tolerasi beragama dipahami masyarakat dengan baik dan benar, maka peristiwa ini tidak mungkin terjadi," cetus Kamaludin.

Terpisah, Ketua Umum Aliansi Santri dan Majelis Zikir (Assalam) Banten, Edi Wibowo menyayangkan peristiwa ini. Dia bilang, tindakan main hakim sendiri melanggar norma-norma negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

"Faktanya toleransi beragama ini terkoyak-koyak dengan adanya peristiwa yang mengakibatkan penganiayaan dan pembacokan. Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan segera memproses dan menindak tegas para pelaku-pelaku tersebut berdasarkan hukum yang berlaku," pinta dia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.