Dark/Light Mode

Kesaksian Korban Tragedi Ciater

“Saat Bus Terguling, Kami Teriak Allahu Akbar”

Senin, 13 Mei 2024 08:00 WIB
Keluarga mengantar Jenazah siswa SMK Lingga Kencana Depok ke pemakaman di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/24). (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Keluarga mengantar Jenazah siswa SMK Lingga Kencana Depok ke pemakaman di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/24). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

 Sebelumnya 
Berdasarkan data terkini, ada 11 orang yang menjadi korban jiwa. Sembilan korban di antaranya merupakan siswa SMK, satu guru, dan satu warga sekitar. Korban tewas karena terlempar keluar jendela dan tertimpa badan bus. Selain itu, ada juga 13 orang yang mengalami luka berat dan 40 orang lainnya luka ringan.

Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, sementara korban jiwa diangkut mobil ambulance yang dikirim Pemerintah Kota Depok, menuju kediaman mereka untuk disemayamkan.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno menyebut, bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan tidak tercatat memiliki izin angkutan dari Kemenhub. Selain itu, status lulus uji berkalanya sudah kadaluarsa sejak 6 Desember 2023.

Baca juga : Bahlil Bicara Hilirisasi Untuk Papua Lebih Maju Dan Sejahtera

Hendro lantas menerjunkan tim khusus untuk bersinergi dengan aparat kepolisian dalam melakukan investigasi penyebab kecelakaan tersebut dari sisi teknis. “Masalah hukumnya itu kan dari aparat kepolisian,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta kepada Perusahaan Otobus (PO) agar rutin melakukan uji kelaikan. Menurut Hendro, pengujian kendaraan bermotor (PKB) atau KIR kendaraan secara berkala sangat penting demi mencegah potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan yang terjadi di Ciater ini mendapat sorotan warganet hingga menjadi trending topic di X. Beragam komentar disampaikan warganet menyikali Tragedi Ciater itu.

Baca juga : PPP Fokus Berjuang Tembus Ke Senayan

“Rest In Peace. Husnul khatimah untuk para korban meninggal dunia SMK Lingga Kencana Depok,” tulis @NyaiiBubu. “Nggak kebayang perasaan orang tua yang anaknya meninggal,” kata @anggapya. “Sedih banget. Turut berduka cita,” timpal @northsukmay. “Turut berduka cita, semoga korban diterima di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan,” kata @txtdarilaptop_.

“Kalau sudah kejadian gini siapa yang harus tanggung jawab?” tanya akun @Rasa_ayem.”Bukan kesalahan sekolah 100 persen. Kemungkinan juga dari perusahaan Bus Pariwisata ada kecerobohan,” timpal @nunungmar1404. “Bisa nggak yah kementerian terkait menerapkan aturan yang mengikat dengan tidak diizinkan acara seperti ini lagi kedepannya di semua sekolah,” ujar @abi_sasaLL. n BYU

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin, 13 Mei 2024 dengan judul Kesaksian Korban Tragedi Ciater, “Saat Bus Terguling, Kami Teriak Allahu Akbar”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.