Dark/Light Mode

Dompet Dhuafa Lebarkan Respon Kemanusiaan Hingga Ke 30 Negara

Jumat, 13 Desember 2019 10:27 WIB
Perwakilan tokoh dan delegasi dari berbagai negara secara simbolik meluncurkan jaringan global di 30 negara. Acara  tersebut bernama Dompet Dhuafa Global Network Launching: Roadmap of Indonesia Role on International Peacebuilding, berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, Rabu malam (11/12/2012)
Perwakilan tokoh dan delegasi dari berbagai negara secara simbolik meluncurkan jaringan global di 30 negara. Acara tersebut bernama Dompet Dhuafa Global Network Launching: Roadmap of Indonesia Role on International Peacebuilding, berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, Rabu malam (11/12/2012)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga nirlaba yang mengelola donasi masyarakat yakni Dompet Dhuafa telah meluncurkan program terbaru yaitu, jaringan global di 30 negara.

Executive Director of Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan mengatakan, langkah ini merupakan upaya Dompet Dhuafa untuk ikut terlibat melaksanakan ketertiban dunia.

"Dompet Dhuafa sangat memahami dinamisme dari dunia dengan terus menghadirkan perubahan generasi di dalamnya," ujarnya di sela acara Dompet Dhuafa Global Network Launching, Roadmap of Indonesia Role on International Peacebuilding di Balai Kartini, Jakarta.

Pada acara ini dihadiri juga oleh sejumlah tokoh yakni Direktur Hak Asasi Manusia dan Urusan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Achsanul Habib, Co-Founder Asian Moslem Action Network (AMAN) Abdus Sabur, dan Program Officer For Humanitarian Affairs- ICRC Ahmad Nashrullah.

Peluncuran tersebut merupakan bagian dari rangkaian Youth For Peace Camp 2019. Rangkaian tersebut dihadiri sebanyak 30 delegasi muda dari 30 negara.

Baca juga : Dompet Duafa : Kesadaran Milenial Untuk Berdonasi Terus Tumbuh

Menurutnya, dengan berpartisipasi di acara tersebut maka menjadi indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Gerakan ini juga mendapat dukungan dari pihak pemerintah.

Achsanul Habib, Direktur Hak Asasi Manusia dan Urusan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, mengatakan, diplomasi kemanusiaan yang menjadi prioritas politik luar negeri bangsa ini juga harus didukung oleh aktor-aktor non-pemerintah.

Dia sangat mengapresiasi Dompet Dhuafa yang konsisten untuk membantu ranah kemanusiaan. "Diplomasi bukan hanya milik pemerintah sekarang, tapi juga milik masyarakat. Dompet Dhuafa ini paling mudah kita berkolaborasi dan berinteraksi karena niat untuk membantu kemanusaiaan," ungkap Habib.

Menurut data Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada 2018, terdapat 70,8 juta orang terlantar di seluruh dunia, sekitar 29,8 juta adalah pengungsi dan hanya ada 92.400 pengungsi dipindahkan ke ketiga negara.

Konflik tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengungsi dan pencari suaka di Dunia. Banyak orang melarikan diri dari negara mereka untuk mencari tempat yang lebih aman dan lebih baik.

Baca juga : Inggris Tawarkan Restorasi Gambut dan Energi Terbarukan

"Krisis pengungsi hingga kemanusiaan, telah mewarnai pemberitaan di surat kabar cetak maupun elektronik di seluruh dunia," katanya.

Banyak pencari suaka mencoba untuk melintasi perbatasan seperti di Yunani untuk menjangkau negara-negara di Eropa. Beberapa dari mereka pergi ke tetangga mereka negara di Timur Tengah atau negara transit di Asia Tenggara.

Imam Rulyawan kembali mengatakan, di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa meyakini bahwa banyak orang ingin terlibat dalam perdamaian dunia. Youth For Peace Camp 2019 adalah momentum utama dalam meningkatkan.

Sebagai respon kemanusiaan, Dompet Dhuafa telah membantu penangangan ratusan orang etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Langsa, Aceh sejak tahun 2015.

Terdampar di perairan Indonesia, para pencari suaka ini mendapat berbagai bantuan baik berupa logistik makanan dan layanan kesehatan yang merupakan amanah para donatur Dompet Dhuafa digulirkan.

Baca juga : Dompet Dhuafa Bantu Pemerintah Tangani Bencana

Selain kebutuhan pakan dan logistik, Dompet Dhuafa juga turut berkontribusi dalam pendidikan untuk pengungsi Rohingya yaitu melalui program School for Refugees yang hadir untuk mengasah keterampilan bagi pengungsi Rohingya.

Dompet Dhuafa membuat program ini untuk diterapkan di dua titik pengungsian yaitu Bayeun dan Langsa.

“Respon kemanusiaan Dompet Dhuafa tidak hanya di dalam negeri saja, namun telah dilakukan di beberapa negara yang tengah mengalami konflik kemanusiaan seperti di Gaza-Palestina," katanya.

Dompet Dhuafa juga mendistribusikan 500 paket makanan per harinya kepada anak-anak di negara tersebut dengan menggunakan mobil khusus layanan dapur umum. Hingga bencana alam maupun kemanusiaan lainnya seperti Somalia, Nepal, Myanmar dan Filipina”, pungkasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.