Dark/Light Mode

Dompet Duafa : Kesadaran Milenial Untuk Berdonasi Terus Tumbuh

Selasa, 10 Desember 2019 03:26 WIB
Dompet Dhuafa menggelar diskusi Indonesia Poverty Outlook 2020 di Wisma Antara, Jakarta, Senin (9/11).
Dompet Dhuafa menggelar diskusi Indonesia Poverty Outlook 2020 di Wisma Antara, Jakarta, Senin (9/11).

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Dompet Dhuafa meyakini minat kelompok muda khususnya generasi milenial untuk berdonasi terus meningkat.

Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Imam Rulyawan  memperkirakan pada 2020, generasi milenial akan semakin semarak menjadi donatur Dompet Dhuafa. Karena, melihat perkembangannya terus mengalami peningkatan.

"Berdasarkan data kami memang kesadaran milenial untuk berdonasi terus tumbuh," ujarnya, dalam diskusi Indonesia Poverty Outlook 2020 di Jakarta, kemarin.

Dia pun menyebut data menunjukkan bahwa banyak masyarakat muda telah memiliki kesadaran untuk menjalankan agamanya. Dari data itu pihaknya bertambah yakin bahwa berdonasi untuk berbagi kepada sesama makin diminati milenial.

"Contohnya di program kami Milenial Membangun Masjid. Walau milenial nyumbang mulai Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu, tapi dalam beberapa minggu mencapai Rp 2 miliar," kata dia.

Baca juga : Situasi Darurat, DPR Siap Tambah Anggaran ‎Kementan untuk Cegah Virus ASF

Apalagi, lima tahun ke depan para generasi milenial akan menjadi orang yang punya peran penting. Oleh sebab itu, Dompet Dhuafa bersama Indonesia Development and Islamic studies (IDEAS) menyakini kajian-kajian upaya mengentaskan kemiskinan harus melibatkan banyak pemangku kepentingan.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 mencapai 25,14 juta jiwa atau sekitar 9,82 persen dari total penduduk.

Jumlah tersebut berkurang 530 ribu jiwa dibandingkan posisi September tahun lalu, dan menyusut 805 ribu jiwa dibandingkan posisi Maret tahun lalu. Peran berbagai lapisan masyarakat dalam membantu pemerintah menanggulangi kemiskinan patut diapresiasi bersama.

Founder Center Of Reform On Economics (CORE) Indonesia Hendry Saparini menyebutkan, ada dua hal yang harus menjadi perhatian bagi pemerintah jika ingin mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas miskin agar menjadi kelas menengah.

Pertama kata dia, menjamin pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin yang tidak produktif secara ekonomi, seperti anak-anak, orang tua dan juga kaum difable.

Baca juga : Dilanda Kemarau, Kementan Pede Stok Beras Tetap Aman

Kedua, yang perlu dilakukan yakni bagaimana pemerintah harus memberikan kesempatan bekerja bagi masyarakat miskin dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang layak secara aktif.

"Orang-orang ini harus diberi jaminan pemenuhan kebutuhan dasar, terutama bagi mereka yang tidak memiliki penanggung jawab," ujar Hendri Saparini.

Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi menyatakan peran Dompet Dhuafa selama 26 tahun berdiri, dalam pengentasan kemiskinan.

“Melihat pengentasan kemiskinan harus berarti pemberdayaan orang miskin (kaum dhuafa). Untuk itu, perlu debirotikrasi, efisiensi dan kemandirian,” ujar Parni Hadi. 

Dijelaskan, Dompet Dhuafa dalam menerapkan kegiatannya melakukan profetik filantropreneur (prophetic philanthropreneur), yang dijabarkan dalam prophetic socio-technopreneurship (wirausaha sosial profetik) untuk memutus lima lingkaran kemiskinan. 

Baca juga : Diguncang Gempa M 7,4, Sulut dan Malut Berpotensi Tsunami

"Salah satunya dengan program Dari Desa, Demi Desa yang merupakan percikan gagasan untuk memakmurkan desa, tempat bermukim mayoritas orang miskin di  Indonesia (Prawacana Desa Development Index),” tambahnya.  

Data kajian Lembaga Think Tank bentukan Dompet Dhuafa, IDEAS menyatakan pertumbuhan garis kemiskinan yang rendah sepanjang 2016-2019.

Di satu sisi menggambarkan keberhasilan pengendalian harga komoditas kebutuhan pokok, namun di saat yang bersamaan juga menggambarkan kenaikan pengeluaran rumah tangga miskin yang dipicu oleh bantuan sosial. 

Dalam 4 tahun terakhir (Maret 2015 – Maret 2019) 3,45 juta penduduk mampu keluar dari kemiskinan. Namun demikian, pencapaian ini lebih rendah dari target RPJMN yang mematok target angka kemiskinan 7-8 persen pada 2019.

Namun, pemberantasan kemiskinan tidak mutlak menjadi tugas pemerintah saja. Lembaga sosial yang fokus pada pemberdayaan masyarakat juga perlu ambil bagian. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.