Dark/Light Mode

Sri Mulyani Lapor Presiden

Yang Miskin Nambah 3 Juta, Yang Nganggur Nambah 5 Juta

Rabu, 15 April 2020 05:40 WIB
Ilustrasi: Istimewa
Ilustrasi: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Corona bikin semua target ekonomi yang disusun pemerintah meleset. Bahkan, dalam laporannya ke Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, dampak terburuk dari pandemi virus asal China itu akan menambah 3,7 juta orang miskin dan pengangguran 5,2 juta orang.

Kemarin Jokowi kembali mengumpulkan para menterinya, membahas dampak corona. Dalam pengantarnya, Jokowi menginstruksikan jajarannya menyiapkan berbagai skenario menghadapi wabah ini.

Jokowi menyadari, berbagai target pembangunan dan pertumbuhan 2020 tak akan terealisasi. Kendati begitu, dia minta jajarannya tetap optimis. "Tidak boleh pesimis dan tetap ikhtiar berusaha. Insya Allah kita bisa,” kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor.

Bagaimana kondisi ekonomi ke depan? Sri Mulyani setidaknya sudah dua kali menyampaikan soal ini. Hanya saja yang disampaikan lebih ke urusan makro. Pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, inflasi, harga minyak, dan lain sebagainya. Tak pernah sampai bicara dampak sosialnya.

Baca juga : Pak Dokter, Yang Sabar Ya..

Intinya, Sri Mul mengatakan, kondisi ekonomi sangat tergantung seberapa lama pandemi corona. Semakin lama pandemi, semakin buruk keadaan ekonomi. Jika wabah sampai 6 bulan, ekonomi bisa tumbuh 0 persen.

Usai rapat kemarin, Sri Mul bicara lebih komprehensif. Ia bicara soal pertumbuhan ekonomi sekaligus dampak sosialnya. Intinya, dia bilang, kuartal II-2020 merupakan periode terberat. Di periode ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi tumbuh hanya 0,3 persen. Bahkan dalam skenario terburuk ekonomi bisa tumbuh minus hingga 2,6 persen. Tekanan ekonomi ini akan terus berlanjut hingga kuartal III. Sri Mul berharap ekonomi akan mulai bangkit pada kuartal keempat tahun ini. “Momentum ini akan terus diakselerasi pada 2021,” katanya dalam video teleconference, kemarin.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, menurunnya pertumbuhan ekonomi membawa dampak sosial. Jumlah pengangguran dan orang miskin diprediksi akan bertambah. Dalam skenario berat, jumlah pengangguran akan naik 2,9 juta orang. “Dalam skenario yang lebih berat jumlahnya bisa lebih berat (sebanyak) 5,2 juta orang,” ujarnya.

Peningkatan angka pengangguran tersebut akan berimplikasi pada kenaikan jumlah penduduk miskin. Dalam skenario berat, orang miskin akan bertambah 1,1 juta orang. “Atau dalam skenario lebih berat lagi kita akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang,” ucapnya.

Baca juga : Manjakan Konsumen, Samsung Rilis Pembaharuan Untuk Kamera Galaxy S20

Sebagai informasi saja, dalam 5 tahun terakhir pemerintah sebenarnya sudah berhasil menurunkan angka pengangguran. Meski angkanya belum signifikan. Merujuk data BPS, Februari 2015 tingkat pengangguran masih 7,45 juta orang. Sementara Agustus 2019, angka pengangguran tersisa 7,05 juta orang.

Untuk menahan jatuhnya pertumbuhan ekonomi, Sri Mul akan mengerahkan APBN 2020 pada tiga prioritas, yakni sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dan dukungan kepada dunia usaha.

Untuk meredam tingginya jumlah orang miskin, pemerintah misalnya, akan menggeber pelaksanaan program Kartu Pra. Kerja. Sasaran program tersebut adalah 5,6 juta masyarakat yang terdampak PHK.

Di tempat terpisah, Gubernur BI Perry Warjiyo menggelar rapat yang temanya kurang lebih serupa. Risiko resesi perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian kita. Kata dia, risiko resesi global semakin meningkat. Negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di Eropa, kemungkinan bakal mengalami pertumbuhan negatif. Sementara negara-negara berkembang akan menunjukkan perlambatan ekonomi.

Baca juga : Corona Ngamuk Utang Numpuk

Eks Menteri Keuangan, Chatib Basri mengatakan, hal serupa. Dia bilang, jika merujuk penelitian Australian National University, dalam skenario sedang pertumbuhan RI akan turun 2,8 persen dari tahun sebelumnya. Namun dalam kondisi terparah, pertumbuhan ekonomi akan berkontraksi hingga 4,7 persen. Artinya pertumbuhan tahun ini di proyeksikan hanya 0,3 persen.

Selain itu, Chatib mengimbau agar perbankan terus menyalurkan kredit kepada perusahaan dan UMKM untuk mengurangi potensi pengangguran dalam jumlah besar. “Kalau kita tidak mendukung perusahaan terutama usaha kecil menengah maka mereka akan bangkrut lalu akan ada pengangguran besar-besaran,” ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi menargetkan zero kemiskinan ekstrem atau penduduk sangat miskin di Indonesia pada 2024 mendatang. Data Bank Dunia menyebut saat ini jumlah penduduk sangat miskin di Indonesia sebanyak 9,9 juta orang. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.