Dark/Light Mode

Kata Presiden Alat Pelindung Diri Menipis

Pak Dokter, Yang Sabar Ya..

Selasa, 31 Maret 2020 10:29 WIB
Ilustrasi Alat Bantu Diri. (Foto: Kepriprov)
Ilustrasi Alat Bantu Diri. (Foto: Kepriprov)

RM.id  Rakyat Merdeka - DI tengah lonjakan kasus positif Covid-19, tenaga medis justru dihadapkan pada kondisi sulit: stok Alat Pelindung Diri (APD) menipis. Kondisi ini tentu menempatkan tenaga medis dalam posisi rawan tertular. Pak Dokter, yang sabar ya.

Menipisnya stok APD menjadi salah satu dari dua hal penting yang ditekankan Presiden Jokowi dalam ratas tentang Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19, kemarin. “Sebelumnya saya ingin menekankan beberapa hal.

Pertama, perlindungan tenaga kesehatan. Kedua, penyediaan obat yang betul-betul harus menjadi prioritas utama,” kata Jokowi.

Jokowi memerintahkan jajarannya agar seluruh dokter, tenaga medis ataupun perawat dapat bekerja dengan aman, dan mendapat peralatan kesehatan memadai. Sebelumnya, kata Jokowi, pada 23 Maret, pemerintah telah mengirim 165.000 APD ke setiap provinsi.

Baca juga : Kementan Jamin Distribusi Pangan Lancar

"Saya minta ini betul-betul dipantau. Dari provinsi harus segera dikirim, ditransfer lagi ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di daerah sehingga memberikan kesiapan yang sangat baik bagi masyarakat,” lanjutnya.

Jokowi juga mengaku mendapat laporan saat ini stok APD makin terbatas. Sementara, hitungannya, Indonesia membutukan sekitar 3 juta APD hingga akhir Mei. Salah satu jalan keluar yang bisa ditempuh adalah dengan meminta percepatan pengadaan APD. Khususnya dari produksi dalam negeri. “Karena dari data yang saya terima, ada 28 perusahaan produsen APD di negara kita,” sebutnya.

Di tengah pandemi global ini, tentu pengadaan APD tidak mudah. Semua negara membutuhkan. Karena itu, Jokowi memerintahkan agar produsen APD dalam negeri diberikan kemudahan untuk impor bahan baku.

“Untuk mendukung produksi APD, saya juga minta diberikan kemudahan untuk bahan baku yang masuk dari impor. Berikan kemudahan,” tegasnya.

Baca juga : Pastikan Keamanan, Pertamina Gandeng Damkar Semprot Disifektan Sarfas

Selain APD, Jokowi juga meminta agar pengembangan ventilator dipercepat. Sehingga tidak perlu impor lagi. “Yang mungkin negara lain juga pengin. Mengenai ventilator, agar ini bisa juga diproduksi di dalam negeri,” harapnya.

Tak hanya itu, Presiden meminta anak buahnya memerhatikan ketersediaan alat tes cepat (rapid test), PCR (polymerase chain reaction), dan VTM (viral transport media) untuk kece￾patan pemeriksaan di laboratorium. Untuk rapid test, Presiden meminta agar tenaga-tenaga kesehatan beserta seluruh lingkaran keluarganya, khususnya yang terkena status ODP (orang dalam pemantauan), diprioritaskan.

“Perhatikan tadi gubernur sudah menyampaikan juga banyak yang menyampaikan mengenai perangkat uji lab seperti reagen PCR dan VTM. Semuanya meminta itu sehingga pengadaan untuk ini juga tolong diperhatikan,” tegasnya.

Kekurangan APD ini sudah banyak terjadi di rumah sakit. Jangankan di daerah, di Jakarta pun ada yang kekurangan. Seperti di RSUD Tebet. Seorang petugas medisnya menyatakan, di RSUD milik Pemprov DKI itu, persediaan APD kurang. Di Bali juga sama. Hal itu diakui Ketua IDI Bali, Putra Suteja. “APD pasti kurang,” ucapnya, kemarin.

Baca juga : Gerindra Usul Presiden Dipilih Dua Periode Tapi Tidak Berurutan

Di Gunung Kidul lebih parah lagi. Karena kurangnya APD, dokter di sana ada yang menggunakan APD sisa penanggulangan wabah antraks. Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih menyatakan, di daerah, banyak dokter yang memodifikasi bahan lain untuk dijadikan APD.

“Kawan-kawan di lapangan sekarang banyak melakukan modifikasi-modifikasi dari bahan-bahan yang menurut kawan-kawan masih bisa dipakai, seperti kantong plastik sampah dimodifikasi menjadi alat pelindung diri,” kata Faqih, dalam acara di CNN Indonesia TV, Sabtu lalu. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.