Dark/Light Mode

Amerika Sebut RI Dalam Bahaya Partai Komunis China

Fadli Colek Ibu Menlu

Sabtu, 27 Juni 2020 06:29 WIB
Politisi Gerindra Fadli Zon. (Foto: Fadli Zon)
Politisi Gerindra Fadli Zon. (Foto: Fadli Zon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemesraan Indonesia dengan China dapat tanggapan Amerika Serikat. Karena kedekatan itu, AS bilang RI dalam bahaya Partai Komunis China. Pendapat AS itu langsung direspon Politisi Gerindra Fadli Zon. Dia langsung colek Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Soal ancaman Partai Komunis China terhadap Indonesia disampaikan Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo. Bukan hanya Indonesia, Partai Komunis China dikatakan Mike juga ancaman bagi negara-negara berkembang lainnya.

“Aksi dari Partai Komunis China memperlihatkan adanya ancaman terhadap India dan sejumlah negara seperti Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan juga di Laut China Selatan. Kami akan memastikan jumlah militer AS akan disesuaikan untuk menghadapi tentara China (PLA),” tutur Pompeo dalam video conference Brussels Forum seperti dikutip dari Hindustan Times, kemarin.

Untuk merespons ancaman Partai Komunis China, negara yang dipimpin Donald Trump itu bakal mengurangi jumlah tentaranya di Eropa. Nantinya, tentara tersebut akan ditempatkan di wilayah lain yang berpotensi jadi sasaran manuver Negeri Tirai Bambu.

Pernyataan Pompeo ini sekaligus menjawab hiruk pikuk atas berkurangnya tentara AS di Jerman. Dia ju ga mengumumkan, pihaknya akan melakukan dialog dengan Eropa untuk meespons aksi yang dilancarkan China. Tujuannya, agar AS dan negara di Benua Biru memiliki visi yang sama terkait ancaman dari China.

Baca juga : Demokrat Sesalkan Kedatangan 156 TKA China di Kendari

Ancaman yang dimaksud Pompeo di antaranya adalah peristiwa berdarah yang terjadi di perbatasan Himalaya dengan India dan konflik Laut China Selatan. Hal lain adalah mengenai perusahaan teknologi raksasa China, Huawei, yang diduga menyuplai data pengguna kepada militer China.

"Saat ini, kami melihat kembali apa dasar dari sebuah konflik, ancaman,dan bagaimana kami mengalokasikan sumber yang kami miliki. Apakah sumber dari komunitas intelijen, angkatan udara, atau darat,” tukas Pompeo.

Seperti kita ketahui, masalah Laut China Selatan kembali memanas. Wilayah yang diperebutkan banyak negara itu saat ini sesak dengan armada militer AS dan China. Jika perseteruan memuncak, bukan tidak mungkin Indonesia kena getahnya.

Lantas apa yang dilakukan Indonesia? TNI sudah mengerahkan empat kapal perang ke Perairan Natuna. Di antaranya KRI Bung Tomo 375, KRI Yos Sudarso 353, KRI Wiratno 379, dan KRI Bontang 907. Panglima Komando Armada I Lak samana Muda TNI Ahmad Heri Purwono mengatakan, pengerahan ini sebagai respons memanasnya tensi di Laut China Selatan.

“Saat ini situasi meningkatnya tensi di Laut China Selatan ditandai dengan hadirnya kekuatan angkatan laut negara-negara yang berkepentingan menimbulkan kekhawatiran di negara negara kawasan,” ucapnya.

Baca juga : Kepada Para Buruh China, Silakan Kuli Lagi Di Sini!!!

Fadli Zon yang selama ini aktif lancarkan kritik pada pemerintah, bereaksi cepat terkait peringatan Amerika ini. Melalui akun Twitternya @fadlizon, dia meminta Menlu RI Retno Marsudi merespon pernyataan Menlu AS Pompeo. “Harus dijawab ini oleh @ Menlu_RI,” cuitnya. Mengingat, dengan menyebut salah satu negara yang menjadi ancaman Partai Komunis China adalah Indonesia, pemerintah Indonesia perlu menanggapi hal ini secara serius,” cuit Fadli.

Apa tanggapan Kemenlu? Saat dihubungi Rakyat Merdeka, Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah meminta untuk mengkaji lebih dalam pernyataan Pompeo. “Saran saya, coba dibaca lagi pernyataan Menlu AS tersebut,” katanya sambil mengirim link dialog Pompeo di Brussels Forum. Faizasyah mengatakan, ketegangan antara China dan AS yang terjadi belakangan ini membuat khawatir negara di ASEAN.

“Bahwa negara-negara di kawasan khawatir atas persaingan di antara kedua negara (major power) tersebut memang benar,” cetusnya.

Kondisi ini yang membuat Indonesia bersama negara di Asia Tenggara mengusung ASEAN Outlook on Indo Pacific. Kata Faizasyah, tujuannya untuk mendorong kerja sama, bukannya kompetisi.

Untuk diketahui, ASEAN Outlook on Indo Pacific merupakan penegasan posisi ASEAN dalam menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Asia Pasifik dan Samudera Hindia.

Baca juga : Impor Bawang Putih Asal China Masuk 91 Ribu Ton

Namun, cuitan Fadli Zon tersebut langsung menuai banyak komentar dari warganet. Akun @Cahyoyok1 memprediksi, tak akan ada keterangan dari Retno Marsudi. “Ya jelas Kemenlu nggak akan komentar. Masa jeruk makan jeruk,” cuitnya. “Harusnya Jokowi yang menjawab, atau Menko Maritim yang menjawab,” timpal @Hasan49336769.

Akun @s_hurrie justru memberi tantangan ke Waketum Gerindra itu untuk meminta ketua umumnya, Prabowo Subianto ikut menjelaskan pernyataan Menlu AS. “Sekalian menteri pertahanannya juga suruh jawab donk,” kelakarnya.

Sementara, @Ace_Taniwijaya menilai Menlu Retno nggak perlu nanggepin. “Nggak perlu untuk dijawab zonk. Amerika dengan China itu sa ma seperti anda dengan Jokowi,” cetusnya. Akun @eko_herlian menilai, pernyataan Pompeo tidak lebih dari bumbu perang dagang.

“AS mulai ketar ketir atas kemajuan China. Dan di era pasar global, AS hampir kalah bersaing dengan China. Itu saja sih menurut pandangan gw Zon,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.