Dark/Light Mode

Dari APD, Rapid Test Sampai Kalung

Ujung-ujungnya Corona Diduitin

Senin, 6 Juli 2020 06:23 WIB
Ilustrasi petugas medis yang memakai APD lengkap siap menangani pasien Covid-19. (Foto: Antara)
Ilustrasi petugas medis yang memakai APD lengkap siap menangani pasien Covid-19. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Akun @slobd mengutip sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa minyak kayu putih harus kontak dengan partikel bervirus selama 5-15 menit untuk bisa deaktivasi virusnya. Kalau hanya dijadikan kalung, bagaimana memastikan kontak tersebut terjadi. "Buang-buang uang dan bahaya kalau rakyat percaya," ungkapnya. 

Budayawan Pria GS ikut berkicau. Kata dia, kabar penemuan kalung anti-virus itu mestinya harus disambut gembira. Syaratnya, jangan dijual. Bagikan gratis, khususnya kepada pasien. Jika sembuh, kita akan menjadi pionir masyarakat dunia. "Jika tak sembuh, apa ruginya. Anggap saja usaha," kicau @prie_GS. 

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia Inggrid Tania mengatakan, klaim Kementan kalung itu bisa membunuh Covid-19 belum terbukti. Soalnya, penelitian hanya diuji secara in vitro untuk virus influenza, betacorona, dan gammacorona.

Baca juga : Mentan Dipuji dan Diketawain

Untuk dapat memperoleh klaim antivirus Covid-19, sebuah produk harus melewati uji klinis secara spesifik dengan mengisolasi atau melakukan strain terhadap virus Sars Cov-2. Ia khawatir, kalung yang membawa label anti-virus corona itu akan menyebabkan salah persepsi di masyarakat.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito enggan berkomentar lebih jauh soal produk tersebut. Dia bilang, pihaknya tidak terlibat dalam pembuatan kalung tersebut. Karena itu, ia minta menanyakan langsung pada Kementan. 

Dekan Fakultas Kedokteran UI Prof Ari Fahrial Syam tak setuju dengan klaim Kementan yang menyebut kalung itu disebut kalung anti virus corona. Kata dia, cukuplah disebut  kalung kayu putih. Menurut Fahrial, perlu penelitian panjang untuk memastikan kayu putih sebagai obat corona. Apalagi riset Balitbangtan belum diujikan secara spesifik ke corona. Klaim Menteri Pertanian merupakan harapan yang tinggi dan berlebihan.

Baca juga : Gelar Rapid Test, 48 Pemain dan Pelatih Persib Bandung Dinyatakan Negatif

Sebelum heboh kalung anti-virus corona, publik juga menyoroti layanan rapid test yang sudah berubah jadi ladang bisnis sejak dijadikan syarat sebelum naik pesawat. Kritikan soal ini awalnya disampaikan Epidemiologi UI Pandu Riono setelah mendengar banyak keluhan soal biaya rapid test yang ratusan ribu rupiah. 

Menurut dia, komersialisasi dan bisnis di tengah wabah, itu bisa dianggap kejahatan yang sulit dimaafkan. Dia melihat, ada oknum yang memanfaatkan ketakutan dan kepanikan penduduk yang terjadi saat ini untuk mengeruk keuntungan. Seringkali memanfaatkan celah regulasi.

Anggota Ombudsman Alvin Lie ikut menyoroti soal ini. Dia melihat, ada indikasi rapid test sudah dijadikan ladang bisnis dengan munculnya drive thru rapid test, seperti tarif promo.

Baca juga : 45 Tahanan KPK Jalani Rapid Test, Semuanya Negatif Corona

Menurutnya, di negara lain, untuk para pelawat domestik, berlaku penekanan pada protokol standar kesehatan. Di antaranya masker, jaga jarak, pengukuran suhu tubuh. "Di negara-negara lain, rapid test maupun PCR hanya untuk orang yang products gejala. Ketersediaan alat tes diutamakan untuk mereka, tidak dibisniskan sebagaimana di sini,” kata Alvin. 

Selain rapid test, publik juga menyoroti harga APD yang mencekik. Hal ini diketahui setelah ada pasien di rumah sakit di Karawang mengeluhkan biaya pengenaan biaya APD yang harganya mencekik yaitu sekitar Rp 100 ribu per hari. Pembelian APD ini tidak ditanggung BPJS sehingga dibebankan kepada pasien. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.