Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Pengamat Soal Wacana Kocok Ulang Kabinet
Semua Menteri Belum Aman
Rabu, 8 Juli 2020 06:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wacana kocok ulang kabinet masih jadi isu yang diperbincangkan. Berbagai kalangan termasuk pengamat politik masih berspekulasi menteri mana saja yang bakal terdepak dari kabinet.
Direktur Eksekutif KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, Presiden Jokowi pasti sudah mempunyai catatan mengenai kementerian mana saja yang pantas direshuffle. “Jokowi pasti punya catatan sendiri. Tapi yang jelas semua menteri tidak aman posisinya,” ungkap Hendri Satrio kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Pengamat: Pancasila Kekuatan Hadapi Kemiskinan
Masa pandemi virus corona ini, yang rawan reshuffle biasanya menteri di bidang ekonomi. Tapi kali ini, menurut Hendri, menteri yang terkait humaniora seperti pendidikan, kesehatan, sosial lebih tidak aman dibanding ekonomi. “Sementara di bidang polhukam menteri atau pejabat terkait bidang hukum sangat mungkin dievaluasi lebih dalam,” tuturnya.
Hendri juga melihat, dari gaya bicara dan gestur tubuh, Presiden Jokowi sedang gelisah dengan capaian dan kinerja para menterinya selama pandemi corona. Banyak menteri yang cuek dan tidak mau melakukan terobosan dalam mengatasi masalah bangsa. “Kesan ini yang dirasakan oleh Jokowi,” katanya.
Baca juga : Luhut: Utang Naik Tapi Masih Aman
Apalagi, sambung dia, tipikal Jokowi adalah tokoh yang mementingkan pencitraan di mata masyarakat. Dan selama pandemi corona, nyaris tidak ada yang bisa dijadikan bahan untuk pencitraan. “Semua terkesan negatif. Selama covid kinerja pemerintah susah dibilang bagus. Yang ada korban terus bertambah banyak. Yang lebih fatal, koordinasi dari pusat, daerah tidak terjadi. Jokowi tambah gelisah. Makanya, dia marah dan mengancam akan reshuffle,” ungkapnya.
Seperti diketahui, video pembukaan Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juni diunggah Biro Pers Setpres, Minggu (28/6/). Di dalam video itu, Jokowi jengkel dengan kinerja para menteri.Jokowi pun melontarkan wacana membubarkan lembaga ataupun melakukan reshuffle jika memang diperlukan untuk penanganan Covid-19. “Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya,” ujarnya.
Baca juga : Mau Uang Tunai atau Sembako, yang Penting Tepat Sasaran
Dia mengatakan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi bisamencapai -7,5 persen.Hal inimerupakan kondisiserius yang tidak bisa hanya ditangani secara biasa-biasa saja. Di mana setiap pejabat seharusnya memiliki rasa untuk segera mengatasi krisis.
“Perasaan ini harus sama. Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linier, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita,” tandasnya. [REN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya