Dark/Light Mode

Prof. Mangestuti Agil:

Belum Ada Obat Yang Bisa Membunuh Corona

Rabu, 8 Juli 2020 07:36 WIB
Guru Besar Farmakognosi Universitas Airlangga Prof Dr Mangestuti Agil di acara Ngopi Pagi yang disiarkan virtual oleh Rakyat Merdeka, Selasa (7/7). (Foto: Istimewa)
Guru Besar Farmakognosi Universitas Airlangga Prof Dr Mangestuti Agil di acara Ngopi Pagi yang disiarkan virtual oleh Rakyat Merdeka, Selasa (7/7). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ketiga, pada umumnya eucalyptus bersifat antivirus. Namun tidak semua virus dihancurkan. Karena tiap virus punya spesifikasi tersendiri. Jika enzim proteolitiknya berbeda, obatnya juga beda. Uniknya, minyak atsiri dalam eucalyptus bisa saling bekerja sama.

Mangestu melanjutkan, banyak referensi ilmiah yang menyebut minyak atsiri bisa mengatasi gejala awal flu. Misalnya sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan pegal linu. Orang dulu meracik dari minyak eucalyptus jenis globulus dengan poliantree. Ini terbukti efektif.

Dugaan Mangestuti, alasan Balitbangtan mengklaim produknya sebagai anti corona karena sudah ada penelitian invitro minyak eucalyptus tertentu pada SARS-CoV melalui kesamaan enzim proteolitiknya. Padahal belum tentu sama. Sehingga perjalanannya masih sangat panjang untuk menyebut kalung ini anti corona.

Baca juga : Antrean Dua Jam, Penumpang KRL Berdoa Tak Kena Corona

Mangestuti justru meyakini minyak atsiri dapat mengatasi gelaja awal flu jika digosok di bagian tertentu, atau dihirup. Teknisnya, virus yang masuk ke tubuh, sampai ke paru-paru kan sulit dijangkau.

Namun dengan digosok dengan kuat dan takaran dosis yang tepat, komponen minyak atsiri yang kecil bisa menembus pori-pori. Kemudian masuk ke peredaran darah, menuju virus yang tengah berkembang biak dan bermutasi. Begitu juga penelitian minyak eucalyptus yang bisa membersihkan udara dari bakteri dan virus.

Dalam kasus ini, Mangestuti mengenang wabah SARS-Cov tahun 2002. Di Singapura, minyak eucalyptus habis digunakan untuk diffuser ruangan dengan dosis tertentu.

Baca juga : Semoga 2 Ribu Pekerja MRT Tak Ada Yang Bawa Corona

“Tapi kalau sebagai kalung, bagaimana dosisnya? Kedua, apakah berguna kalau kondisinya berat? Saya yakin tidak bisa. Ketiga, ibu hamil dan anak-anak. Harus dijabarkan dengan teliti. Apa yang dimaksud: Efektivitasnya harus lebih tinggi dari efek sampingnya? katanya.

Sebagai penelitian, kata dia, tentunya kalung eucalyptus harus diapresiasi.

Dia juga berharap baik Nasional maupun Internasional harus bersinergi mencari jalan keluar dari pandemi ini. Dia mengusulkan, riset terkait obat untuk corona ini memiliki seorang pemimpin. “Kita punya cukup uang kok untuk itu,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.