Dark/Light Mode

Kocok Ulang Kabinet Besar-besaran Dipastikan Hoaks

Hanya Pratikno Yang Berani Tanya Reshuffle Ke Jokowi

Minggu, 23 Agustus 2020 07:41 WIB
Mensesneg Pratikno (kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi menjawab pertanyaan para wartawan. (Foto: Instagram/jokowi)
Mensesneg Pratikno (kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi menjawab pertanyaan para wartawan. (Foto: Instagram/jokowi)

 Sebelumnya 
Apakah tepat Jokowi kalau tak melakukan reshuffle? Pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno menyayangkan. Menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Jokowi jika ingin melakukan reshuffle. Soalnya, dari opini publik diketahui rakyat menilai sejumlah menteri layak diganti. “Dari hasil survei diketahui sudah banyak nama-nama yang layak diganti. Tapi kan kocok ulang hak Presiden, bukan hak opini rakyat,” kata Adi, saat dikontak, kemarin. 

Namun, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menyebut, keputusan melakukan reshuffle bukan perkara mudah. Apalagi dalam kondisi seperti ini. “Reshuffle itu pilihan rumit. Antara tuntutan kerja maksimal dan kepentingan politik. Jokowi mesti pandai menjaga keseimbangam ini,” kata Adi. 

Baca juga : Siapa Yang Berani Cemari Pantai Kepulauan Seribu

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kepercayaan publik terhadap sejumlah menteri sudah menurun. Sebut saja Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Masalahnya, yang punya hak prerogatif untuk mengganti adalah Presiden. Kalau misalnya Presiden masih mempertahankan, tentu pertanyaan wajib kita arahkan kenapa masih mempertahankan,” kata Burhanuddin. 

Baca juga : AP I Pastikan Wisatawan Aman Bepergian Dengan Pesawat

Keputusan Jokowi tidak melakukan reshuffle, menurut Burhan, menimbulkna konsekuensi. Publik akan menilai kemarahan Jokowi kepada menterinya selama ini hanya gimik. Lama kelamaan publik tidak mempertanyakan kinerja para menteri ketika Jokowi marah lagi.

“Kemarahan itu akan kembali ke alamat pengirim. Artinya kemarahan makin lama makin kehilangan kredibilitas kalau tidak diikuti langkah konkret,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.