Dark/Light Mode

Sambut Resesi

Airlangga Begini, Sri Mul Begini, Mahfud Begitu, Luhut Begitu...

Senin, 31 Agustus 2020 06:04 WIB
ilustrasi. (Istimewa)
ilustrasi. (Istimewa)

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Sri Mulyani memberi sinyal Indonesia bakal masuk ke jurang resesi. Alasannya, fiskal negara belum memberikan tanda-tanda yang bisa membuat ekonomi nasional melaju hingga akhir tahun ini.

Ekonomi nasional berpotensi minus di sepanjang tahun 2020. Jika benar begitu, maka Indonesia resmi resesi. “Kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, kuartal III outlook-nya antara 0 persen hingga negatif 2 persen,” kata Sri Mulyani.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga bicara demikian. Ia masih optimis, resesi tidak akan mampir ke Indonesia. Menurutnya, resesi baru terjadi jika ekonomi terus memburuk selama dua kuartal berturut-turut.

Namun, jika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami perbaikan, maka tidak bisa dikatakan resesi. Walaupun perbaikannya sedikit.

Baca juga : Hubei Cabut Larangan Berpergian, Wuhan Mau Nyusul

“Minus 5, ada perbaikan menjadi lebih baik, yang kurvanya seperti V curve, itu perbaikan,” kata Airlangga.

Diketahui, ekonomi Indonesia di kuartal II terperosok ke angka minus 5,3 persen. Anjloknya perekonomian, khususnya akibat pandemi Covid-19, kata Airlangga, juga menghantam negara lain.

Kendati demikian, ia mencium tanda-tanda perekonomian Indonesia membaik. Antara lain dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar.

“Stock market kita dari yang terendah bulan April 3.000an, indeks Rupiah di atas Rp 16.000. Nah sekarang semuanya sudah terlihat dalam jalur yang lebih trending positif,” tandasnya.

Baca juga : Pusat Begini, Daerah Begitu

Namun, pernyataan berbeda disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD. Ia tidak ragu menyebut potensi resesi ekonomi akan terjadi bulan depan.

Ucapan itu, ia lontarkan dalam acara temu seniman dan budayawan Yogyakarta. “Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia,” kata Mahfud di Warung Bu Ageng, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8) malam.

Namun, ia meminta masyarakat tidak khawatir. Karena, resesi bukan krisis. Ekonomi kerakyatan diyakini mampu menanggulanginya. “Tidak berbahaya, aman,” lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyayangkan adanya komunikasi yang tidak kompak antar menteri kabinet.

Baca juga : Airlangga Yakin di Parlemen Makin Kuat

Menurutnya, fenomena beda pendapat sesama anggota kabinet ini, aneh. “Ada menteri yang sengaja membuat optimisme palsu, karena tidak berdasarkan data faktual.

Ada juga bukan menteri di bidang ekonomi tapi sudah meramal resesi. Ini aneh sekali,” ujar Bhima kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. Ia menyesalkan pernyataan menteri yang tidak berdasar profesionalitas.

Semua bebas bicara dan berbeda-beda. Kejadian ini, ingatnya bukan yang pertama. Sebelumnya Menteri Keuangan dengan Menko Perekonomian juga beda proyeksi soal ekonomi.

“Kalau model komunikasi seperti ini terus dibiarkan, justru investor akan hilang kepercayaan,” sesalnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.