Dark/Light Mode

Tambah Memanas

Perang Fahri & PKS Tidak Ada Ujungnya

Selasa, 5 Maret 2019 12:52 WIB
Wakil Ketua DPR RI 2014-2019, Fahri Hamzah di acara deklarasi Garbi. (Foto : Istimewa).
Wakil Ketua DPR RI 2014-2019, Fahri Hamzah di acara deklarasi Garbi. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Perseteruan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Fahri Hamzah seakan tak ada ujungnya. Ribut terus. Saling kritik dan intrik untuk melemahkan satu sama lain. 

Kemarin, keributan Fahri dengan PKS kembali terjadi gara-gara ungkapan Fahri yang menuding elite PKS dekat dengan Presiden Jokowi saat ditanya ketidakhadiran perwakilan partai berlambang padi dan bulan sabit kembar itu di acara deklarasi Garbi. 

“Semua diundang, PKS juga diundang. Tapi PKS ini kan menurut saya dengan Jokowi lebih dekat. Kenapa? Karena feodal, tidak terbuka, tidak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu terutama pimpinannya lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk Istana kan,” ujar Fahri di Oval Atrium Mall Epiwalk, Rasuna, Jakarta Selatan, Minggu (3/3). 

Tudingan Fahri membuat elite PKS geram. Pengurus PKS langsung memberikan tanggapan dan sanggahan. Bahkan, balik menyerang Fahri. 

Ketua DPP PKS Ledia Hanifa justru menuding Fahri Hamzah yang dekat dan lengket dengan Jokowi. “Fahri aja kali ya yang deket (Jokowi),” katanya menyerang balik. 

PKS, tegas Ledia, sejak awal komitmen untuk mendukung dan memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai presiden. 

Baca juga : Menag Bisiki Presiden, Seminggu Sekali Pakai Sarung

Sampai saat ini PKS tidak pernah mengambil sikap untuk bersama-sama dengan Pak Jokowi. “Kita sudah jelas sejak awal memang bersama dengan Prabowo-Sandi, dan sudah diketahui juga oleh masyarakat bahwa sejak awal kita sudah berkoalisi dengan Gerindra sebelum yang lainnya, sampai koalisinya berkembang jadi lebih besar, dan itu bukan cuma di Pusat tapi di provinsi juga,” paparnya. 

Senada dengan Ledia, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) juga membantah keras tudingan Fahri. “Itu sudah jelas tidak benar,” tangkisnya. 

Dari dulu PKS posisinya sangat jelas. Ketika Pak Sohibul Iman (Presiden PKS) pertama kali ketemuan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi menawarkan untuk masuk. Tapi sejak dari itu sikap PKS sangat-sangat jelas. “Itu adalah tahun 2015, sudah jelas kami berada di luar kabinet,” kata. 

Konflik internal PKS yang membawa-bawa nama Presiden Jokowi menuai kritikan dari warganet. Barack menyarankan kepada Fahri dan PKS untuk menyelesaikan masalah internal sendiri. Jangan melibatkan pihak luar. 

“Sudahlah diselesaikan sendiri masalah diintern PKS. Jangan bawa-bawa nama Jokowi,” sarannya. 

Usulan serupa juga diungkapkan Rizqi O,R. Katanya, kalau ada perselisihan dan permusuhan di internal partai sebaiknya diselesaikan dengan baik tanpa melibatkan orang lain. “Ribut di internal masih bawa nama Jokowi. Mau tertawa takut dosa,” ujar dia. 

Baca juga : Pemerintah Tidak Akan Ambil Lahan Konsesi

Yuni Fernando Hutagalung menyarankan PKS dan Fahri tidak perlu menyeret nama presiden. “Walah. ngak usah ini itu lah, ngak perlu PKS ke Jokowi, ngak ada pengaruhnya juga untuk Jokowi.” 

Sama Iwan Tanuwidjaya mengatakan konflik elite PKS dengan Fahri ibarat jeruk makan jeruk. “Jangan ikut campur biarin jangan dipisahin ! tetangganya cere juga yang disalahin Jokow,” nyinyir dia kemudian ditimpali Fvck Off. “Mantabbb teruskanlah teruskanlah konfliknya.” 

Samsul Zaki menyarankan kepada Jokowi agar tidak menghiraukan ocehan dari Fahri maupun eliet PKS. “Kalolau boleh saran ke pak Jokowi: kalau bisa orang pekaes jangan sampai masuk ke pemerintahan bapak Jokowi karena akan mencoreng nama baik pak Jokowi,” dia menyarankan. 

Usulan yang sama dilontarkan Awix Cobain. Menurut dia, berkoalisi dengan PKS sangat merugikan Jokowi, karena bisa menurunkan elektabilitas di pemilu mendatang. “Jangan mau pakde sama pekaes, malah turun ntar suara pakde,” tuturnya diamini Mario 17yk. “ Ihhh mana mau Jokowi deket-deket FEKAES.” 

Selanjutnya, arif waluyo menuding yang ingin mendekat dengan Jokowi adalah Fahri Hamzah karena ingin mengamankan posisinya. 

“Emang sich si Fahri pengen banget deket ke istana biar aman buat dirinya kedepan, namun karena malu ngejilat ludahnya sendiri jadi sekarang di tegar-tegarkan saja mana tau si wowo bisa jadi presiden selamat lah dia, kalau wowo nyungsep lagi ngak kebayang FH mau kemana lagi, udah bubar dari senayan.” 

Baca juga : Tak Tangkap Penumpang Pesawat Bawa Proyektil, Polisi Jelaskan Alasannya

Compank menuturkan PKS sudah memutuskan untuk berada di luar pemerintahan. Kalau PKS merapat ke Jokowi pemilu selesai. 

Sementara dterbalik91 menegaskan PKS mempunyai fatsun yang kuat dan enggan berkoalisi dengan Jokowi. “Mana mau PKS gabung sama orang yang mandiin mobil pake kembang,” ujarnya. 

Strikersz7 ikut memuji PKS yang komitmen dan konsekwen dengan keputusan politiknya. “Gw suka gaya HNW mantaf, kalau deket sama 01 gw siap golput,” katanya. 

Pujian kepada HNW juga diucapkan Anak Alay. Bagi dia, PKS saat ini tidak mungkin berkoalisi dengan Jokowi. Apalagi, Pak Hidayat tak pernah kendor serang pak Jokowi. Rasanya tak mungkin beliau membuka perdamaian dengan pak persiden. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.