Dark/Light Mode

Tolak UU Cipta Kerja Meluas Di 22 Daerah

Aksi 810 Melebihi Aksi 212

Jumat, 9 Oktober 2020 07:39 WIB
Menggunakan water canon, Polisi membubarkan pengunjuk rasa penolak UU Cipta Kerja, di Harmoni, Jakarta, kemarin. (Foto: ANTARA)
Menggunakan water canon, Polisi membubarkan pengunjuk rasa penolak UU Cipta Kerja, di Harmoni, Jakarta, kemarin. (Foto: ANTARA)

 Sebelumnya 
Hal yang sama juga terjadi di Bandung, Bekasi, Bogor, Tangerang, Aceh, Padang, Jambi, Palembang, dan Lampung. Juga di Tegal, Semarang, Solo, Denpasar, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Cianjur, Sukabumi, Garut, Serang, hingga Ambon.  

Di semua daerah ini, nyaris tak ada aksi yang tertib. Apalagi sampai menjaga protokol kesehatan. Mereka sudah hilang urat takutnya akan terkena Virus Corona yang mematikan itu. Mereka tak lagi jaga jarak, pake masker seadanya, apalagi sempat cuci tangan. Yang ada, tangan-tangannya itu dipake mencari batu untuk melempari polisi atau fasilitas-fasilitas umum lainnya.

Baca juga : UU Cipta Kerja Integrasikan Izin Lingkungan Dan Usaha

Lainnya yang membuat mereka serempak, tentu isi yang disuarakan. Mereka meminta pemerintah dan DPR mencabut dan membatalkan kembali UU Cipta Kerja. Karena, di mata mereka, UU ini lebih banyak bencananya ketimbang manfaatnya. Padahal, pemerintah dan DPR (minus PKS dan Demokrat), memastikan, UU Cipta Kerja ini akan mendorong meroketnya ekonomi dan investasi, membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, juga pro-buruh kita.

Melihat kericuhan yang terjadi serempak ini, Ketua Fraksi PKS MPR Tifatul Sembiring meminta Presiden Jokowi lekas mengambil sikap. Kata dia, situasi sudah genting. 

Baca juga : Meski Ada Demo UU Cipta Kerja, KRL Tetap Beroperasi

"Presiden harus berikan sikap, pernyataan yang mengademkan. Karena ini bukan hanya di Jakarta, di Bandung, Tangerang, di Bekasi. Tapi, di mana-mana. Ini bisa menjalar," ujar Tifatul. 

Bila Jokowi tak mengambil sikap, dia memprediksi, gelombang demonstrasi massa akan kian membesar. Situasi bisa jadi tak terkendali. Apalagi, di era pandemi yang menyebabkan ekonomi merosot, rakyat kian susah. Mereka akan melampiaskannya dengan ikut aksi demo. 

Baca juga : Ngeri, 27 Peserta Demo Tolak UU Cipta Kerja Reaktif, 2 Positif Covid

"Jadi ini jangan dianggap remeh. Ini gelombang demonstrasi. Ini bahaya. Kalau mau main-main, ya silakan saja," imbaunya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.