Dark/Light Mode

Lawan Corona

Pemerintah 3T, Masyarakat 3M

Jumat, 16 Oktober 2020 05:02 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan (Foto: Tangkapan Layar)
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan (Foto: Tangkapan Layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk menang melawan Virus Corona, perlu kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat. Jurusnya, pemerintah melaksanakan 3T, masyarakat melaksanakan 3M.

Demikian disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan dalam diskusi virtual Rakyat Merdeka, kemarin. Diskusi dengan tema “Rem Darurat Dilonggarkan, Protokol Kesehatan Ditingkatkan” itu, dipandu tiga wartawan senior Rakyat Merdeka: Kiki Iswara, Ratna Susilowati, dan Firsty Hestyarini. Diskusi disiarkan langsung di kanal YouTube, Facebook, dan Instagram Rakyat Merdeka.

3T yang dimaksud Dany adalah testing, tracing dan treatment. Sedangkan 3M adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.  

Baca juga : Salurkan Dana PEN Untuk UMKM, Mandiri Syariah Gandeng Fintech ALAMI

Di awal paparannya, Dany mengungkapkan rasa syukur melihat angka kesembuhan yang terus meningkat. Angkanya sekitar 75-76 persen, di atas rata-rata dunia.

"Pemerintah berterima kasih kepada tenaga medis, dokter, perawat dan supporting tenaga medis. Termasuk tenaga supporting laboratorium yang sudah berdedikasi penuh menyelamatkan bangsa Indonesia," ucapnya.

Dany menerangkan, pemerintah terus melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) secara masif. PCR ini merupakan satu bagian penting dari 3T yang dilakukan pemerintah.

Baca juga : Cegah Penularan Corona, Kemenkes Maksimalkan Tele Sehat

"Memang kita akui, kita masih di bawah rata-rata dari yang dipersyaratkan WHO, 38 ribu (tes PCR) per hari. Saat ini kita masih di antara 27-28 ribu per hari. Kita masih kejar 10 ribu lagi untuk mengejar standar ideal," lanjutnya.

Untuk kesadaran masyarakat menggunakan masker, Dany melihat, sudah meningkat. Khususnya di perkotaan. Dari 60 persen, naik menjadi 65 persen. "Namun, ada juga daerah episentrum, yang tingkat kesadarannya masih di bawah 50 persen. Ini yang harus kita genjot," imbuh Dany.

Karena itu, perlu adaptasi kebiasaan baru (AKB) untuk perubahan perilaku. Agar masker menjadi kebiasaan baru masyarakat. Ibarat menggunakan arloji. "Kalau orang biasanya keluar rumah pakai jam tangan, tiba-tiba keluar rumah nggak pakai jam seperti ada yang kurang."

Baca juga : Kawal Tujuan UU Ciptaker, Korni Siap Tagih Janji Pemerintah

Namun, ia menyayangkan masih banyaknya pejabat publik yang tidak bisa menjadi panutan dalam melaksanakan protokol kesehatan. Padahal, Presiden Jokowi selalu mewanti-wanti agar pejabat menjadi role model dari kebijakan ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.