Dark/Light Mode

Lawan Corona

Pemerintah 3T, Masyarakat 3M

Jumat, 16 Oktober 2020 05:02 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan (Foto: Tangkapan Layar)
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan (Foto: Tangkapan Layar)

 Sebelumnya 
"Bagaimana masyarakat menjalankan protokol kesehatan kalau panutannya saja tidak menggunakan masker ketika keluar rumah. Pejabat publik harus menjadi role model dari penerapan protokol kesehatan," sentilnya.

Soal banyaknya perkantoran yang menjadi klaster Covid-19, Dany menegaskan, perlu ada audit operasional. Agar penyebab sebenarnya ditemukan. Bukan asumsi. Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan KSP, ada beberapa penyebab munculnya klaster perkantoran, khususnya kantor pemerintahan. 

Baca juga : Salurkan Dana PEN Untuk UMKM, Mandiri Syariah Gandeng Fintech ALAMI

Pertama, banyaknya pejabat publik yang pergi ke tempat-tempat layanan umum rawan dampak risiko. Kedua, inkonsistensi penerapan protokol kesehatan. Ketiga, infrastruktur bangunan belum memadai. Mulai dari ruangan yang minim ventilasi dan over-capacity, sehingga rawan terjadinya penularan. "Selain infrastruktur, regulasi internal juga harus diubah," sambungnya.

Soal kekhawatiran publik tentang munculnya klaster Pilkada, juga disinggung Dany. Menurutnya, perlu ketegasan dalam mengeksekusi Inpres Nomor 6/2020 yang memuat sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan. Antara lain kepada kontestan Pilkada.

Baca juga : Cegah Penularan Corona, Kemenkes Maksimalkan Tele Sehat

"Pelanggaran yang terjadi di Tegal dan di Blora, pemerintah harus memberikan sanksi sesuai dengan Inpres tersebut. Siapa pun itu. Pejabat publik pun harus diberikan sanksi. Baru masyarakat menyadari bahwa pemberlakuannya sama rata," tandasnya.

Jika klaster Pilkada meningkat, atau timbul klaster baru akibat Pilkada, menurutnya, mekanisme pemilihan digital atau kampanye online perlu diinisiasi. "Ini harus jadi kebiasaan baru," cetus Dany.

Baca juga : Kawal Tujuan UU Ciptaker, Korni Siap Tagih Janji Pemerintah

Di akhir paparannya, Dany bicara soal produktivitas. Meskipun dunia tengah dihantam pandemi, produktivitas tak boleh turun. Semua harus tetap produktif dengan adaptasi kebiasaan baru. Karena itu, pemerintah selain fokus pada penanganan kesehatan, juga fokus pada pemulihan ekonomi sekaligus.

Mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, kata Dany, menjadi penentu ketahanan negara. Sebagaimana sering dianalogikan Presiden Jokowi, seperti gas dan rem. Kerja sama yang solid antara rakyat dan pemerintah sangat dibutuhkan, agar Indonesia bisa segera menang melawan ujian pandemi Covid-19 ini. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.