Dark/Light Mode

Hasil Survei Lembaga Bukan Kaleng-kaleng

Pak Jokowi, Rakyat Sulit Nyari Makan

Senin, 19 Oktober 2020 06:11 WIB
Burhanuddin Muhtadi Ph.D. (Istimewa)
Burhanuddin Muhtadi Ph.D. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia (IPI) ini, bikin miris. Di saat pandemi Corona yang sudah berlangsung tujuh bulan ini, kondisi mayoritas rakyat sungguh memprihatinkan.

Pemasukan turun drastis. Cari makan mulai sulit. Hasil survei ini tak bisa diremehkan, karena lembaga survei yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi Ph.D ini, sangat kredibel. Bukan kaleng-kaleng.

Semoga Pak Jokowi segera merespons survei ini dengan mengeluarkan jurus ampuhnya. Survei IPI ini digelar akhir September lalu. Responden yang disurvei berjumlah 1.200 orang yang dipilih secara acak.

Tingkat kepercayaan dari hasil survei ini sebesar 95 persen atau toleransi kesalahannya hanya sekitar kurang lebih 2,9 persen.

Baca juga : Anies Paling Siap Tangani Covid-19

Kemarin, hasilnya dipaparkan secara online oleh Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi melalui diskusi yang bertajuk “Mitigasi Dampak Covid-19: Tarik Menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan”.

Selain Burhan, ada 4 narasumber yang hadir, yakni Menkominfo Johnny G Plate, Ketua Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Sandiaga Uno, Ketua Kadin Rosan Roeslani, dan dokter spesialis paru Erlina Burhan.

Ada banyak hal yang ditanyakan IPI dalam surveinya. Poin yang menarik, ketika responden ditanya soal kondisi ekonomi nasional, ekonomi rumah tangga, program yang diharapkan dari pemerintah, sampai kepercayaan terhadap pemerintah.

Apa hasilnya? Burhan mengatakan, sebanyak 55 persen responden menyebut ekonomi nasional sekarang dalam keadaan buruk. Bahkan, 10,3 persen menilai ekonomi nasional sangat buruk.

Baca juga : Hadapi Pilkada, Sukur Ingatkan Calon Patuhi Protokol Kesehatan

Namun, menurut Burhan, angka tersebut sudah lumayan menurun dibanding survei Mei lalu atau di awalawal pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Saat itu, 81 persen responden menilai ekonomi dalam kondisi sulit. “Mayoritas responden masih menilai ekonomi masih gelap gulita. Namun trennya lebih baik dari Mei 2020,” kata Burhan.

Kondisi ekonomi rumah tangga rakyat juga belum menunjukkan perbaikan. Mayoritas responden menilai kondisi ekonomi rumah tangga memburuk dibanding tahun lalu. 53,5 persen menilai buruk dan 16,2 persen menilai jauh lebih buruk.

Hanya 2 persen yang merasa ekonomi rumah tangganya membaik. Angka ini juga, menurut Burhan, mengalami tren penurunan dibanding survei Mei lalu.

Baca juga : Pak Jokowi, Ada Komen?

Dari survei itu juga diketahui, kesulitan ekonomi rumah tangga mayoritas responden dikarenakan pendapatan yang menurun. 66,6 persen responden mengalami penurunan pendapatan.

Anjloknya pendapatan itu membuat mereka dihantam berbagai kesulitan. 55 persen responden melaporkan kesulitan mencari makan sehari-hari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.