Dark/Light Mode

Covid Di Jatim Mencemaskan

UGD Seperti Pasar Malam

Rabu, 23 Desember 2020 07:45 WIB
Tangkapan layar rekaman kamera pengawas (CCTV) di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. (Foto: Twitter)
Tangkapan layar rekaman kamera pengawas (CCTV) di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. (Foto: Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) makin mencemaskan. Sejak awal Desember ini, penambahan kasus positif di provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa itu, menembus angka 800-an per hari. Akibatnya, rumah sakit tak cukup lagi menampung lonjakan pasien. Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun sudah seperti pasar malam.

Pemandagan ini bisa dilihat pada foto dan video yang bertebaran di media sosial tentang kondisi RS di Jatim. Salah satunya, kondisi terbaru di di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Dalam tangkapan layar dari rekaman kamera pengawas (CCTV) terlihat, penumpukan pasien terjadi di pintu masuk IGD RSSA. Ruangan yang tidak begitu besar, tak sebanding dengan jumlah pasien yang dirawat. Posisi ranjang pasien tidak beraturan, disiasati agar cukup menampung jumlah pasien yang dirawat.

Dokter Spesialis Emergensi RSSA, Tri Maharani membenarkan kabar tersebut. Kata dia, pasien terpaksa dirawat di lobi rumah sakit. Alasannya, UGD sudah terisi lebih dari 40 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Bukan hanya di RSSA, kata Tri, hampir seluruh rumah sakit di Jatim mengalami overkapasitas pasien Covid-19. “Bahkan kasus di Kediri, seorang nakes (tenaga kesehatan) positif Covid-19 terpaksa melahirkan di rumah karena penuhnya kamar bersalin,” kata Tri dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Baca juga : Pentingnya Menjaga Keamanan Siber Nasional

Kondisi yang sama juga terjadi di RS di Surabaya. Beberapa RS mengalami overload pasien Covid-19. Ruang ICU penuh. Di IGD masih ada pasien yang belum mendapatkan ruang isolasi karena sudah penuh.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, DR dr Sutrisno SpOG (K) nmenyebutkan, lonjakan kasus terjadi karena buruknya penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Di berbagai tempat, banyak terjadi kerumunan dengan mengabaikan prokes.

Menurutnya, masyarakat di Jatim kini sudah abai menerapkan prokes. Tak heran, kalau di beberapa daerah di Jatim masuk zona hitam. Akibatnya, lonjakan kasus tinggi, ketersediaan RS menipis.

“RS penuh, IGD kayak pasar, yang meninggal banyak, yang sakit banyak, yang mau dapat rujukan nggak dapet. Tinggal tunggu waktu semua orang terkena,” pungkas Sutrisno.

Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman melihat kasus Covid-19 di Indonesia sangat menyedihkan. Masyarakat sudah abai terapkan prokes, padahal pandemi jauh dari kata berakhir. Sementara, testing dan tracing, hingga mengantisipasi gejala akut akibat Covid-19, makin menurun.

Baca juga : Partai SBY Klaim Menang 47 Persen Di Pilkada 2020

“Di awal pandemi, saya telah mengusulkan adanya klinik demam untuk menyaring kasus. Karena studi menunjukkan mayoritas dampak pandemi ini terutama demam,” beber Dicky, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, usulan tersebut telah diujikan. Banyak negara yang berhasil mengendalikan pandemi dengan cara seperti itu. “Hasilnya bisa mengurangi beban layanan rumah sakit,” tuturnya.

Di media sosial, lonjakan kasus di Jatim menjadi sorotan warga dunia maya. Beberapa postingan foto tentang RS di Jatim, kerap menjadi viral. Seperti cuitan yang diposting akun @DokterPodcast. Dalam cuitannya, akun tersebut membagikan situasi ruang IGD yang disebut berada di salah satu rumah sakit di Malang. Ada tiga foto yang di-upload akun tersebut. Gambar berupa situasi pasien yang menumpuk di ruang IGD RS.

“Buat yang merasa bahwa kondisi pandemi ini sudah terkendali... dan anda bersiap untuk berlibur... Coba pikirkan ulang ya,” bunyi caption dalam cuitan tersebut.

Lalu, akun @sweeetrainyeok di kolom komentar menjelaskan nama RS di foto tersebut. “Ya Allah di RSSA Malang,” katanya dengan emoji sedih. “Malang segitu parahnya ya udahan? Jadi khawatir sama ortu di malang,” timpal akun @UstanakKun. “foto lobby RSSA Malang bener udah kemana-mana ya. Lucunya masih ada yang nyangka “jangan-jangan itu dicovid-in” ... Udah gak bisa ngomong lah, ntar disangka nyumpahin jelek lah, doain jelek lah.. sakarep ae lah,” sambung akun @Adwid.

Baca juga : Hybrid Working Jadi Gaya Kerja di Era Digital

“Ngeliat foto ini jadi inget pasienku yang hari ini telpon bilang makasih. Terus posisinya lagi di ruang icu dan keadaannya membaik. Dia nggak sempet ngeliat istrinya di rawat di RS yang sama karena meninggal beberapa hari yang lalu karena covid,” timpal akun @happynaaaaa.

“Kalau di AS sana, gedung parkir RS pun udah diubah jadi ruang rawat covid RS saking penuhnya ruang rawat. Ada yang ngetawain, eh dia pula yang kena covid dan dirawat di ruang ekstra itu,” cuit akun @rizkitamiang. “Datanglah ke pasar, tongkrongan, mall, dan pasar kaget... enggak ada tuh kekhawatiran itu. Sudah dalam tahap mangsa bodo,” timpal akun @kusnadarpc. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.